octa vaganza

Sampah Sisa Kurban Menumpuk di Sejumlah Pasar Tradisional di Depok

Peluangnews, Depok – Tumpukan sampah sisa pemotongan hewan kurban ditemukan di sejumlah pasar tradisional di Kota Depok, Jawa Barat. Tumpukan sampah berupa potongan hewan kurban yang terbungkus plastik tersebut bercampur dengan tumpukan sampah oleh pedagang dan masyarakat.

Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, tumpukan sampah tersebut juga sudah berair membuat akses jalan menjadi becek.

Sampah sisa pemotongan hewan kurban dan sampah rumah tangga seperti plastik, styrofoam serta kayu-kayu juga menutup aliran kali dan drainase jalan dekat pasar tradisional. Aliran kali berwarna hitam pekat. Hal ini membuat jalannya air menjadi terhambat.

Di Pasar Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Kota Depok sejumlah pedagang protes dikarenakan sampah sisa potongan hewan kurban dan sampah masyarakat yang menumpuk tidak kunjung diangkut Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok.

Tumpukan sampah tersebut menimbulkan bau busuk yang membuat pedagang dan pembeli tidak nyaman.

Salah seorang pedagang pasar Kemiri Muka, Karyono mengatakan, tumpukan sampah di tempat penampungan sementara membuat ketidaknyamanan pedagang dan pembeli di sana. Padahal para pedagang telah membayar retribusi sampah, tapi pengangkutannya seringkali tidak rutin.

“Kejadian ini sering terjadi, sampah di pasar sering menumpuk, ini berdampak kepada kami,” ujar Karyoto Kamis (29/6).

Karyoto menjelaskan, tumpukan sampah banyak mendatangkan lalat dan berimbas kepada dagangan yang dijualnya. Akibatnya lalat yang menempel ke dagangan membuat para pembeli membatalkan untuk membeli dagangan yang ditawarkan pedagang di Pasar Kemiri Muka.

“Gimana mau beli kalau lalat pada nempel. Pedagang sudah berusaha mengusir lalat, ternyata sumbernya dari sampah,” jelas Karyoto.

Tidak hanya itu, saat turun hujan, sampah di pembuangan sementara akan terbawa aliran air hingga ke lapak pedagang Pasar Kemiri Muka. Hal itu menyebabkan kesan jorok dan kumuh sehingga pedagang merasa tidak nyaman.

“Kalau hujan udah seperti comberan, tolong Pemkot Depok angkut sampah jangan sampai menumpuk begitu,” tegas Karyoto.

Pasar Tugu, Jalan Raya Bogor, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis tumpukan sampah juga kian menggunung dan meluber hingga nyaris menutup akses jalan menuju pasar. Hal ini pun dikeluhkan pedagang karena pelanggan menjadi enggan datang.

Penumpukan terjadi lantaran petugas tak mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Cipayung. Bak yang dijadikan tempat pembuangan sementara tidak kuat menampung hingga sampah longsor sampai ke jalanan dan kali yang di timur pasar.

Salah satu pedagang, Gonesti mengeluhkan kondisi ini. Selain bau yang menyengat, pasar pun sepi pembeli.

“Keluhannya sih satu ya bau, kedua kalau orang mau belanja kayaknya juga gimana gitu. Ya pokoknya bau banget deh,” kata Gonesti saat ditemui di Pasar Tugu, Kamis (29/6).

Sementara itu, Kepala Tata Usaha Pasar Kemiri Muka, Budi Setyanto mengatakan, dirinya tidak menampik jika kondisi ini dikeluhkan para pedagang. “Ya, banyak pedagang yang menanyakan terkait hal itu. Kita sudah minta armada DLHK mengangkutnya,” ujarnya.

Budi menjelaskan penumpukan ini terjadi sejak kondisi TPA Cipayung penuh. “Ya yang terhambat dari pengangkutan armada. Kami dapat informasi dari DLHK bahwa TPA Cipayung penuh sampah,” tuturnya.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok M. Ridwan mengakui sampah ini tidak terangkut oleh truk sampah karena TPA Cipayung milik pemerintah daerah kelebihan kapasitas.

“TPA Cipayung belakangan ini sering longsor tumpukan sampah. Akibatnya, sejumlah pengunjung dan pedagang di pasar mengeluhkan aroma busuk yang menyeruak,” katanya.

Ridwan menambahkan bukan Pasar Tugu saja, Pasar Kemiri Muka, Pasar Cisalak, Pasar Agung, Pasar Musi, Pasar Sawangan Baru juga mengalami penumpukan sampah. Mayoritas sampah didominasi bekas buah dan sayuran milik pedagang, sebagian lainnya lagi sampah rumah tangga.

“Saat ini tinggi sampah di TPA Cipayung mencapai 30 meter dari permukaan jalan sehingga sering terjadi insiden longsor. Produksi sampah Kota Depok per hari 1.200 ton,” ujarnya.

Ia mengaku pihaknya sering kali menerima keluhan dari masyakarat. Mereka meminta sampah dibersihkan. ” Kita berharap ada solusi agar sampah-sampah di Kota Depok tidak mengalami penumpukan, ” jelasnya (Krg/Aji)

Exit mobile version