BANDUNG—–Kalau dulu citra karang taruna lebih identik dengan kegiatan kesenian, olahraga dan lebih banyak rekreasi dan kalaupun ada ekonomisnya membantu orang nikahan di kampungnya. Sejalan dengan perkembangan zaman karang taruna semakin kurang diminati, apalagi di era digital di mana kaum muda asyik dengan gawainya.
Untuk menghidupkan kembali Karang Taruna di era milenial bukan saja butuh perhatian, tetapi juga inovasi kegiatan untuk mengalihkan perhatian anak muda ke arah kegiatan positif. Hal ini yang dilakukan aktivis Karang Taruna dari Desa Mandalawangi, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Saeful Jusup sejak 2013.
“Awalnya ada sebuah curug di dekat desa terkait Sungai Citarum, yang kami proyeksikan punya potensi jadi destinasi wisata apabila digarap dengan baik. Untuk melestarikan curug itu kami melibatkan karang taruna, termasuk juga bagaimana melibatkan kaum muda yang tidak hanya jadi tukang ojek, tetapi juga jadi perajin,” ujar Saeful ketika dihubungi Peluang, Jumat (16/8/19).
Pada 2014 pria kelahiran 1985 ini bersama kawan-kawannya mendirikan Bina Muda Cipta Karya, wadah ekkonomi kreatif di abwah karang taruna. Mulanya dengan tiga orang pemuda, mereka menciptakan replika manusia kotak untuk dijadikan action figure, piala hingga gantungan kunci. Bahan bakunya terbuat dari limbah kayu. Kini tujuh pemuda sudah jadi perajin.
“Memang masih belum besar. Untuk gantungan kunci kami pernah mendapat pesanan sampai 1.000 pieces dengan harga Rp3.500 per pieces. Kami juga langganan membuat piala bagi sebuah sekolah untuk secara perpisahan tahunannya sebanyak 40 hingga 70 piala dengan harga Rp35 ribu hingga Rp70 ribu,” papar alumni Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Bandung ini.
Ke depannya kalau destinasi wisata terwujud, karang taruna ini juga akan mewujudkan kuliner makanan ringan di sekitar tempat wisata. Saeful juga berupaya agar tempat wisata ini tidak akan ada pungli karena warga dilibatkan secara elegan.
Karang Taruna binaan Saeful mendapat ganjaran peringkat ke VI Karang Taruna terbaik Tingkat Jawa Barat pada 2015 dan Juara I Tingkat Kabupaten pada 2017.
Pengajar Seni Budaya di sebuah SMP dan SMA di Kecamatan Cipatat ini juga didaulat menjadi pembina sejumlah kegiatan pelajar seperti marching band.
“Untuk 17 Agustus ini saya lagi mempersiapkan anak-anak untuk isi acara,” tutup dia (Irvan Sjafari).