Berita  

Sabira, Rumah Penyu Sisik

Peluang News, Jakarta-Pesisir Pulau Sabira kembali menjadi saksi bisu siklus kehidupan yang mengharukan. Saat malam mulai menyelimuti pulau kecil di Kepulauan Seribu itu, jejak-jejak di pasir putih tampak bukan dari manusia, melainkan dari penyu sisik (Eretmochelys imbricata) yang kembali bertelur di tempat kelahirannya.

“Kami bangga sekaligus terharu menyaksikan momen ini. Penyu yang dulu kami bantu tetaskan kini kembali ke rumahnya,” ujar Arifin, anggota Karang Taruna Pulau Sabira yang rutin melakukan patroli malam hari untuk melindungi penyu saat bertelur.

Menurut data terbaru, sepanjang Januari hingga April 2025, sebanyak 2.627 butir telur penyu ditemukan di Pulau Sabira. Dari jumlah tersebut, 2.531 berhasil diselamatkan dari predator dan ditetaskan. Beberapa di antaranya diyakini berasal dari induk penyu yang kembali setelah lebih dari satu dekade menjelajahi samudra.

Fenomena ini dikenal sebagai natal homing, kebiasaan penyu betina yang kembali ke pantai kelahirannya untuk bertelur. Bagi para pegiat konservasi di Sabira, ini menjadi bukti nyata bahwa upaya pelestarian yang mereka lakukan memberi dampak nyata dan jangka panjang.

Penyu sisik merupakan salah satu spesies penyu laut yang terancam punah. Karena itu, perlindungan habitat, pengawasan terhadap perburuan, serta edukasi masyarakat menjadi langkah penting dalam upaya penyelamatan spesies ini.

Di Pulau Sabira, ketiga aspek tersebut dijalankan secara konsisten oleh masyarakat, terutama para pemuda, dengan dukungan dari Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES). Melalui program Tiga Perisai, PHE OSES menggagas berbagai inisiatif konservasi penyu sisik di Kepulauan Seribu.

Sejak 2022, PHE OSES telah membangun fasilitas seperti rumah penyelamatan dan penetasan telur penyu. Mereka juga mendirikan pondok edukasi lingkungan yang dilengkapi informasi komprehensif tentang penyu sebagai sarana belajar bagi generasi muda.

Tak hanya itu, Karang Taruna Pulau Sabira juga diikutsertakan dalam ajang penghargaan pelestarian lingkungan, termasuk Indonesia Sea Turtle Symposium dan The Greater Coral Triangle Region yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama WWF Indonesia.

“Seiring dengan perayaan Hari Penyu Sedunia pada 23 Mei dan Hari Penyu Laut Sedunia 16 Juni, kami mengapresiasi keterlibatan aktif seluruh pihak selama ini, termasuk dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu dan BKSDA DKI Jakarta dalam menjaga habitat penyu ini,” ujar Indra Darmawan, Head of Communication & Relations PHE OSES.

Kembalinya penyu sisik ke Sabira bukan hanya pertanda kehidupan yang berlanjut, tetapi juga pengingat kuat bahwa ketika manusia menjaga alam, alam pun akan kembali memberi.

Exit mobile version