octa vaganza

Roemah Nasi, Kuliner Nasi Tumpeng Kekinian

Budiyanto, okumentasi pribadi.

BOGOR—–Inspirasi untuk  berwirausaha bisa datang dari mana saja bagi  mereka yang peka dana mau berusaha.  Budiyanto, mengetahui bahwa wilayah  tempat tinggalnya kental dengan tradisi tumpengan untuk perayaan tertentu.

Untuk itu pada  28 November  2016, mantan manajer pemasaran sebuah majalah itu memutuskan untuk mendirikan  Roemah Nasi, bisnis kuliner melayani pemesanan nasi tumpeng.

“Konsep saya ialah nasi tumpeng bisa untuk makan sehari-hari, bukan hanya untuk seremoni.  Kami menjual tumpeng lima porsi seharga Rp250 ribu dengan isi 13 macam, bisa untuk makan satu keluarga,” ujar Budi ketika dihubungi Peluang, Senin (14/1/2019).

Dengan menggunakan  pemasaran dari  mulut ke mulut dan media sosial seperti Facebook dan instagram,  alumni   Sastra China sebuah universitas ini   menawarkan berbagai paket, mulai dari  Tumpeng Super Imut Rp36 ribu-an hingga Rp45 ribuan, Tumpeng imut Rp250 ribu, hingga Tumpeng Maha Besar dengan bandroll Rp2,2 juta.

“Kami tidak menggunakan bahan pengawet dan harus fresh. Itu sebabnya kami tidak menggunakan jasa outsourcing tetapi mengantar sendiri dengan  mobil atau pemesan yang datang.  Tumpeng harus dibuat tiga jam dan sebaiknya dimakan paling lama dua jam setelahnya,”papar Budi.

Pria kelahiran 1974 ini menyebutkan  bahwa untuk menjamin  mutu nasi  tumpengnya, Roemah Nasi hanya menjual terbatas. Paling tertinggi yang pernah dijual 200 paket.  Usaha ini mempekerjakan enam orang karyawan, namun apabila pesanan bertambah, maka tenaga ditambah.

Dalam  menjalankan bisnisnya Budi juga memperhitungkan pengalamannya ketika datang ke pesta nasi tumpeng  kerap berkurang rasanya, karena  datang telat. Untuk itu ketika orang  memesan, separuh di antaranya untuk display  dalam tumpengan, sedangkan separuh lagi dalam boks mika hingga lebih awet, bagi tamu yang datang telat.

Bentuk nasi tumpengnya  juga  mengikuti kekinian. Sekalipun tetapada kerucutnya dipotong tetapi  bentuk nasi tumpeng bisa dicetak  berbagai rupa, seperti boneka Barbie, angka 20, Mickey Mouse dan sebagainya.

Budiyanto bersama seorang klien-Foto: Dokumentasi Pribadi.

Filosofi bisnisnya? Budi mengikuti ajaran orangtuanya untuk tidak serakah.  Dia hanya fokus nasi tumpeng. “Kecuali  ada pesanan besar, setiap hari tidak lebih dari sepuluh nasi tumpeng. Karyawan juga ada libur sehari, walau  setiap hari ada pesanan,” tutup dia (Irvan Sjafari).

 

Exit mobile version