
PeluangNews, Jakarta-Sampah plastik sering kali dipandang sebagai masalah global yang sulit diurai. Setiap hari, jutaan ton plastik berakhir di tempat pembuangan atau laut, mencemari lingkungan dan mengancam kehidupan. Namun, di tangan para inovator, limbah ini justru bisa disulap menjadi sesuatu yang bernilai tinggi dan estetis. Dari kesadaran inilah lahir Robries Polymer Sheet (RPS), produk kreatif karya PT Siklus Karya Global yang mengubah pandangan dunia terhadap sampah plastik.
Pada ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di ICE BSD, Tangerang, 15–19 Oktober 2025, Robries tampil mencuri perhatian di Paviliun Indonesian Design Development Center (IDDC). Warna-warna cerah yang dihasilkan dari cacahan plastik bekas memikat mata pengunjung. Robries tidak hanya menghadirkan material yang estetis, tetapi juga membawa pesan kuat tentang keberlanjutan dan inovasi ramah lingkungan.
CEO dan Founder PT Siklus Karya Global, Syukriyatun Niamah, mengatakan bahwa Robries Polymer Sheet dibuat dari 100 persen sampah plastik tersertifikasi non-toxic material. “Meskipun terbuat dari 100 persen sampah plastik, Robries tidak berkompromi dengan kualitas. Produk ini bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari arsitektural, interior, hingga produk aksesori,” ujar Niam.
Ia mengungkapkan, ide pengolahan sampah plastik berawal dari eksperimen kampus yang belum mampu menggerakkan masyarakat secara signifikan. Namun, semangat untuk menemukan solusi tidak berhenti di situ. “Kami kemudian mengubah pendekatan dengan menjadikan plastik daur ulang sebagai produk yang tidak hanya fungsional, tapi juga menarik secara desain,” ujarnya.
Perjalanan Robries tidak selalu mudah. “Awalnya kami harus meyakinkan banyak orang bahwa material daur ulang bisa bernilai. Tapi pasar mulai terbuka,” kata Niam. Sejak berdiri pada 2018, lebih dari 25 ribu lembar Robries Polymer Sheet telah terjual ke pasar lokal dan internasional. Kini, Robries telah diekspor ke lebih dari 10 negara, dengan distributor resmi di Singapura, Malaysia, dan Milan.
Prestasi Robries tidak hanya diukur dari penjualan, tetapi juga dari pengakuan global. Produk ini berhasil meraih Best Design dalam ajang Good Design Indonesia (GDI) 2025 dan Good Design Award (GDA) Jepang. “Penghargaan ini menjadi tonggak penting bagi kami untuk memperluas pasar ekspor,” ujar Niam.
Proses kurasi GDI sendiri dilakukan secara ketat oleh para ahli dan profesional yang menilai aspek desain, inovasi, fungsi, kualitas, dan potensi komersial ekspor. Melalui dukungan Indonesian Design Development Center (IDDC), Robries menjadi contoh nyata sinergi antara industri, desainer, akademisi, dan pemerintah dalam menciptakan produk berdaya saing global.
Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif, Ari Satria, menjelaskan bahwa Paviliun IDDC di TEI 2025 menampilkan delapan perusahaan pemenang GDI yang terhubung dengan Good Design Award (GDA) Jepang dan simbol G-Mark yang diakui secara internasional. “Desain dan pengerjaan berkualitas tinggi dari peserta pameran ini mencerminkan pengaruh Indonesia yang semakin besar dalam ekonomi desain global,” ujarnya.
Partisipasi Robries di Paviliun IDDC menarik banyak perhatian dari buyer potensial asal India, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Tiongkok, Singapura, Belanda, Kanada, Australia, Mesir, hingga Uni Emirat Arab. Niam menilai TEI sebagai peluang besar untuk memperluas jangkauan produk sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam industri desain berkelanjutan.
“Melalui inovasi Robries, kami ingin mengubah cara pandang terhadap sampah plastik,” kata Niam menutup perbincangan. “Bagi kami, plastik bekas bukan lagi limbah, melainkan sumber nilai, estetika, dan kebanggaan.”