JAKARTA— Sejak 2006 Riski Verawati terjun ke dunia wirausaha dengan membuka usaha sablon, kemudian sesudah menikah membuka usaha clothing, hasil rancangan sendiri pada 2011 . Warga Cilincing, Jakarta Utara ini yakin bahwa bisnis clothing bisa sinergi dengan sablonan. Dia juga membuka gerai clothing dengan brand sendiri, Headland Clothing.
Sebagai catatan clothing adalah sebuah istilah yang digunakan untuk usaha memproduksi suatu produk yang berada di bawah nama brand mereka sendiri.
“Sambil mengerjakan order sablonan orang, kita mengerjakan sablonan untuk label sendiri. Untuk wilayah Cilincing nama saya sudah agak sedikit dikenal dengan masyarakat sekitar jadi agak mudah untuk memasarkannya,” ungkap Riski kepada Peluang, Senin (21/12/20).
Dia mengaku belajar mendesain baju secara otodidak. Selain itu jika tidak sempat menjahit, Riski bisa juga menjual baju yang dibeli, kemudian dicetak dengan peralatan sablonnya.
Mantan karyawan Call Center SPGDT 119 ini juga menerima brand lain untuk dijual titip atau konsinyasi di gerainya dengan cara bagi hasil. Biasanya dipotong 35%. Produknya sendiri per bulan bisa 100 potong. Pemasaran dilakukan fisik atau daring. Penghasilan sebelum pandemi Rp10-12 jutaan per bulan.
“Ciri khas lebih ke arah sedikit punk dan pantai biar keliatan anak utaranya,” ucap dia.
Pandemi Covid-19 sangat berdampak karena banyak rekannya sesama pemain clothing menutup outletnya. Ada yang mengambil kembali baju-baju yang ditaruh di tempatnya.
Namun Riski memilih bertahan. Dia mengikuti Program Jakpreneur untuk mengembangkan usahanya. Dia berharap mendapatkan ilmu bermanfaat bagi usahanya.
“Ke depan saya akan mengembangkan bisnis dengan menjual kaos polosan juga,” tutup Riski (Van).







