PEKANBARU—Provinsi Riau mencatatkan kinerja yang kinclong dari segi kontribusi terhadap ekspor. Badan Pusat Statistik (BPS) nasional mengumumkan selama Januari hingga maret 2021, Riau berada di posisi ketiga dengan capaian 4,44 miliar dolar AS atau 9,07 persen.
Capaian ini di bawah Jawa Barat dengan nilai 8,14 miliar dolar AS (16,65 persen) dan Jawa Timur 5,22 miliar dolar AS (10,68 persen). Sejak 2020, Riau sudah menggeser Provinsi Kalimantan Timur yang selama bertahun-tahun menduduki peringkat ketiga.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Misfaruddin mengungkapkan ekspor Riau pada Maret 2021 mencapai 1,79 miliar dolar AS dan itu mengalami kenaikan 61,71 persen dibandingkan capaian pada Februari 2021.
Misfarudin mengungkapkan kenaikan ekspor didorong meningkatnya ekspor migas dan ekspor non migas Riau, masing-masing sebesar 43,17 persen dan sebesar 64,06 persen.
Ekspor migas melonjak dari 124,72 juta dolar AS pada Februari 2021 menjadi 178,55 juta dolar AS pada Maret 2021.
“Sedangkan ekspor non migas naik dari US$ 984,20 juta pada Februari naik menjadi 1,61 miliar dolar AS pada bulan Maret 2021,” ujar Misfarudin di Pekanbaru, Kamis (15/4/21).
Dari 10 komoditi ekspor non migas , tujuh diantaranya mengalami kenaikan pada Maret , yang terbesar Lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 522,32 juta dolar AS, bubur kayu (pulp) 54,95 juta dolar AS, dan berbagai Produk Kimia 42,28 juta dolar AS.
“Sementara tiga golongan mengalami penurunan, yaitu bahan kimia organik sebesar 18,93 juta dolar AS, tembakau 1,28 juta dolar AS, serta ampas dan sisa Industri makanan 0,84 juta dolar AS,” urainya.
Naiknya ekspor migas ini lantaran adanya ekspor minyak mentah di tahun 2021, sedangkan ekspor industri pengolahan hasil minyak mengalami penurunan sebesar 4,49 persen.