
PeluangNews, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, Indonesia membutuhkan investasi minimal Rp 7.500 triliun dan peningkatan daya beli masyarakat untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada 2026.
Sebelumnya, pemerintah mentargetkan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,2-5,8% dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun 2026. KEM-PPKF ini akan menjadi dasar penyusunan RAPBN 2026.
“Kami menghargai pandangan lebih optimistis fraksi-fraksi. Pemerintah memiliki semangat yang sama untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas,” ujarnya dalam rapat paripurna DPR RI, Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Menkeu menjawab usulan batas atas target pertumbuhan ekonomi dari Fraksi Golkar, Gerindra, dan PKB, yang mengusulkan pertumbuhan ekonomi 2026 maksimal mencapai 5,8%, 6,3%, dan 6%
Tetapi, lanjut Sri Mulyani, untuk bisa mencapai pertumbuhan setinggi itu, Indonesia harus bisa mengatasi berbagai tantangan yang ada. Pertama, dari sisi konsumsi rumah tangga, harus bisa didorong ke level 5,5%. Sebab, kontribusi konsumsi rumah tangga ke pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 55%.
Sedangkan pada Kuartal I 2025, misalnya, konsumsi rumah tangga tengah lesu dengan pertumbuhan yang melambat dari 4,98% pada Kuartal I 2024 menjadi 4,89%.
Karena itu, lanjut dia, pemerintah harus mampu menciptakan kesempatan kerja baru sehingga pendapatan masyarakat dapat meningkat. Dengan demikian, daya beli masyarakat dapat terdorong.
“Daya beli masyarakat harus dijaga, inflasi rendah, kesempatan kerja yang tinggi, dan dengan berbagai intervensi pemerintah baik di bidang pangan maupun energi untuk bisa menjaga daya beli,” kata menteri yang biasa disapa Ani itu.
Dikatakan, sejak tahun ini pemerintah terus meningkatkan program untuk menstimulus konsumsi masyarakat, seperti program makan bergizi gratis, pembangunan 80.000 koperasi desa merah putih, dan penyaluran kredit usaha rakyat bagi 2,3 juta debitur.
Selain itu, program perlindungan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, hingga bantuan subsidi upah juga akan dilaksanakan untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama kelompok rentan.
Kedua, pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga dapat diupayakan dengan mendorong investasi baru hingga meningkat 5,9% secara tahunan. Untuk ini, Indonesia membutuhkan investasi baru pada 2026 untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan investasi senilai Rp 7.500 triliun.
“Komponen investasi berkontribusi 30% terhadap PDB kita. Apabila digabungkan dengan konsumsi, maka konsumsi rumah tangga dan investasi keduanya berkontribusi 85% terhadap perekonomian,” imbuhnya, menambahkan. []