SEUSAI kasus penembakan jamaah masjid, Negeri Kiwi sempat jadi sorotan dunia. Kisah berikut bukan tentang perilaku biadab si kafir. Melainkan tentang sebuah nama yang sangat membanggakan umat muslim. Dia Dr. Reza Abdul Jabbar. Pengusaha peternakan sukses yang berasal dari Indonesia. Reza memiliki ribuan sapi perah di Invercragill, Selandia Baru. Asetnya NZD20 juta (Rp191,266 miliar).
Reza lahir dan besar di Pontianak, Kalimantan Barat. Sedari usia SMA ia bercita-cita ingin menjadi seorang peternak. Dia nekat merantau ke Selandia Baru saat masih duduk di bangku kelas 2 SMA, untuk menimba ilmu dan pengalaman. Reza beranggapan, Selandia Baru merupakan tempat peternakan terbaik di dunia yang cocok untuk mendukung cita-citanya.
Di Negeri Kiwi, ia meneruskan pendidikan SMA-nya yang belum selesai. Ia benar-benar hidup sebatang kara di sana. Tak memiliki sanak famili ataupun kenalan. Pendek kata, ia benar-benar tanpa siapa-siapa. Beruntungnya, Reza mendapat induk semang di tempat kosnya yang sangat baik.
Sang ayah adalah kontraktor ternama di Kalimantan Barat. Hanya sesekali menengok dirinya di Selandia Baru. Meski demikian, Reza yang memiliki mental baja, bisa bertahan hingga sukses menjadi peternak besar di kemudian hari. Pasalnya, sejak kecil ia terbiasa dilatih kedua orang tuanya untuk mandiri dan bekerja keras meraih apa yang dicita-citakan.
Reza melanjutkan pendidikannya di ke Fakultas Pertanian dan Peternakan di Massey University hingga meraih titel S-2. Setamat kuliah, ia bekerja di sebuah peternakan peternakan sapi potong, rusa, kambing, dan domba. Berkarier selama empat tahun di sana hingga menjabat manajer.
Diaspora Indonesia itu sempat pindah kerja ke sebuah peternakan sapi perah terbesar di Selandia Baru. Kesempatan ini ia gunakan untuk mengumpulkan modal usaha. Setelah dianggap cukup, Reza memberanikan diri membuka usaha peternakan sendiri. Modalnya berasal dari 20 ekor sapi yang ia beli pada tahun 2002. Harganya US$1.000 (sekitar Rp 9,6 juta) pada saat itu.
Dari yang semula 20 ekor, kini sapi yang dimilikinya telah mencapai 20 ribu ekor. Lahan pertanian yang ia miliki pun telah mencapai luas 926 hektare. Reza hanya mempekerjakan pegawai sebanyak enam orang untuk mengurus semua kegiatan di peternakan miliknya, lantaran semua telah dikerjakan secara otomatis menggunakan mesin. Reza sendiri mulai bekerja pukul 03.30 dan baru selesai pukul 20.00. Bisa dibilang, disiplin tinggi inilah yang membuatnya sukses sebagai peternak.
Reza juga menjalin kerja sama dengan peternak lainnya dan kemudian membangun koperasi pengolahan susu bernama Fonterra di Edendale, yang menaungi 6.789 peternakan, dimana gabungan ini mampu mengolah 15 juta liter susu per hari. Pasaran pabrik susu menjangkau seluruh dunia, terutama Asia Pasifik.●(Nay)