Pandemi Corona memberikan dampak mendalam bagi Jerman. Pertumbuhan ekonomi dilaporkan minus 2,2 persen pada kuartal I 2020. Data resmi menunjukkan, ekonomi Jerman mengalami resesi akibat pagebluk virus corona. Diprediksi pada 2020 terus mengalami penurunan hingga minus 6. 6 persen.
Meskipun Biro Statistik Destatis mengungkapkan pada satu sisi angka penjualan ritel sepanjang bulan Februari naik 6,4 persen, jauh di atas ekspetasi dan prediksi sebelumnya, yaitu hanya 1,5 persen. Penjualan non-makanan juga meningkat tajam dibandingkan bulan Februari tahun lalu, kata Destatis, terutama barang-barang farmasi dan produk kosmetik serta kecantikan.
Itu sebabnya pandemi Covid-19 memberikan dampak dua sisi pada Koperasi produsen Jerman seperti REWE (Revisionsverband der Westkauf-Genossenschaften “, yang berarti Asosiasi Audit Koperasi Pembelian Barat). Grup REWE adalah salah satu rantai pasar swalayan terbesar kedua di Jerman selain EDEKA. Namun Grup REWE juga mengandalkan usaha biro perjalanan.
Sebagai catatan Aliansi Koperasi Internasional (ICA) merilis 300 koperasi top dunia 2017 yang membukukan omzet USD 2 triliun atau sekitar Rp30.000 triliun. REWE Grup menduduki posisi ketiga untuk koperasi jenis konsumen/ritel (Lihat Tabel I). Padahal lima tahun sebelumnya pada 2012, koperasi yang berdiri pada 1927 ini menduduki peringkat enam dengan omzet 49,6 miliar dolar AS.
ICA juga mengungkap pada 2018 untuk koperasi retail REWE Group menduduki peringkat pertama dengan omzet USD54,57 miliar, diikuti oleh ACDLEC – E. Leclerc di Prancis USD48,10 miliar dan Edeka Zentrale Jerman USD34,23miliar dolar.
CEO Grup koperasi produsen REWE Lionel Souque menyampaikan pandangannya dalam Laporan Tahun Buku 2019 awal Juli lalu.
“Hari ini, selama musim panas 2020, kita tahu bahwa menjaga jarak adalah dan merupakan faktor penting dalam keselamatan dan kesehatan orang selama krisis coronavirus. Betapa dekatnya bisnis kami di ritel maupun pariwisata, terjalin dalam kehidupan orang-orang di Jerman dan di pasar Eropa kami yang lain,” ujar Lionel.
REWE memang diselamatan oleh penjualan makanan dan obat-obatan usaha koperasi, namun usaha perjalanannya terdampak. Menurut Lionel pandemi telah menunjukkan betapa kebutuhan mendasar orang-orang terhadap perjalanan dan rekreasi.
“Saya yakin bahwa DER Touristik Group, perusahaan perjalanan terbesar kedua di Eropa, akan segera kembali dapat memenuhi impian perjalanan jutaan pelanggannya, dengan menyediakan layanan dan keamanan yang sama seperti sebelumnya, menampilkan berbagai peluang menarik,” harap dia.
Perjalanan dan pariwisata merupakan bisnis inti kedua Grup. Kegiatan ini dilakukan di bawah payung DER Touristik Group. Enam belas operator tur dan 25 spesialis menawarkan berbagai peluang perjalanan untuk berbagai kelompok sasaran. Perjalanan ini dapat dipesan di saluran penjualan gabungan sendiri seperti agen perjalanan atau platform daring.
Hingga 2020 ini REWE memiliki 15.828 toko dan agen perjalanan, serta 363.333 karyawan. Jaringan swalayan dan biro perjalanannya hadir di 22 negara Eropa. Selain itu DER Touristik Group diwakili dengan agensi gabungan sendiri di 51 tujuan di seluruh dunia.
Menurut Lionel 2019 merupakan tahun yang sukses bagi REWE Group dengan pertumbuhan aset meningkat dari 21, 111 juta euro pada 2018 melesat menjadi 31,165 pada 2019 dan jumlah pendapatan bertambah dari 53, 393 juta euro menjadi 55, 374 juta euro pada 2019.
Pada April 2020 REWE Group telah mengumumkan penandatanganan kredit sindikasi senilai 1 miliar euro, bersama dengan konsorsium bank – Commerzbank, DZ Bank, ING dan SEB. Koperasi membuat langkah untuk ‘memastikan fleksibilitas dan kemandirian keuangannya’ setelah pandemi Covid-19.
Chief financial officer di REWE Group Christian Mielsch menyatakan kredit itu menambah kredit yang sudah berjalan seebelumnya. Grup REWE dapat menggunakan cakupan kredit baru secara fleksibel dalam 15 bulan ke depan .
“Kami saat ini memiliki cadangan likuiditas total lebih dari 2,5 miliar euro, dan dengan demikian dilengkapi untuk semua kemungkinan tantangan keuangan yang mungkin timbul dari krisis,” kata Christian.
(Irvan Sjafari)