Melalui kreativitas kekinian, KHI menyegarkancara kita memahami sejarah. Generasi tua dan muda ikut tercerahkan. Dalam format itu, ada berwisata malam di Kota Tua Jakarta; menjelajahi kampung-kampung Tionghoa; menginap di museum.
Bagi anda yang memiliki minat dengan dunia sejarah, komunitas ini bisa menjadi forum yang menyenangkan. Namanya Komunitas Historia Indonesia (KHI). Didirikan oleh Asep Kambali bersama beberapa temannya dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ/IKIP) dan Universitas Indonesia.
KHI berdiri 22 Maret 2003, dengan visi membangun nasionalisme dan patriotisme Indonesia. Alamat sekretariat: Jl. Mohamad Kahfi II, Mahakam Residence II No. F3, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Para pendiri komunitas ini menyadari pentingnya memahami dan menumbuhkembangkan kesadaran akan sejarah dan budaya nasional. Namun, sejauh ini, format pembelajaran materi sejarah lazimnya cenderung monoton.
Oleh karena itu, KHI berusaha semaksimal mungkin menghasilkan implementasi pelajaran sejarah yang menarik—dengan kegiatan menghibur sembari berekreasi yang menyenangkan.
Komunitas Historia Indonesia adalah organisasi nirlaba-independen dan gerakan sosial yang bertujuan membangun kesadaran nasionalisme Indonesia melalui pendidikan sejarah, kebudayaan dan pariwisata.
KHI memiliki tiga pilar utama dalam setiap gerakannya, yaitu rekreatif, edukatif dan menghibur. Wilayah layanannya Indonesia dan worldwide, berbahasa Indonesia dan English. Jumlah anggota: > 24.500 (2016).
Pada awal berdirinya, nama KHI adalah KPSBI-Historia. Ini kependekan dari Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia-Historia. Tiga tahun kemudian, 2006, namanya diubah dan disederhanakan menjadi Komunitas Historia Indonesia atau biasa disingkat KHI.
Di hari-hari pertama terbentuknya, KHI hanya beranggotakan 7 orang; yaitu beberapa mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Indonesia.
Walaupun bermodal ala kadar, KHI cukup gigih menggelar acara bulanan. Gairah kelompok kecil ini menyosialisasikan ide-ide nasionalisme dan patriotisme tergolong spartan dan tahan banting. Sasaran khusus mereka adalah kelompok masyarakat berusia muda.
Sambil merintis karier di Museum Bank Mandiri, Jakarta, pada tahun 2005, Asep Kambali konsisten berupaya menghidupkan KHI. Namun pada Mei 2007, ia menarik diri untuk sementara. Ia perlu waktu privat dan berkonsentrasi guna merampungkan skripsi S1 di kampusnya.
Asep yang mendapatkan gelar sarjananya dari UNJ merasa punya kewajiban moral. Pada saat itu, ia merasa prihatin dengan anak muda yang apresiasi sejarahnya terhadap negeri sendiri relatif rendah. Dengan naluri sebagai pendidik, Asep pun bertekad membuat masyarakat Indonesia—khususnya kaum usia muda—untuk lebih menghargai sejarah negeri sendiri secara proporsional.
Pada Januari 2014, KHI yang didukung oleh Tapestrix meluncurkan flatform baru yang berfungsi sebagai sarana komunikasi antaranggota dan masyarakat luas yaitu berupa social media website yang beralamat di komunitashistoria.com. Pada tanggal 12 Februari 2016, KHI menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pertahanan RI tentang kerja sama gerakan Bela Negara.
Dua tahun setelah mengantongi gelar sarjana sejarah, ia mulai menggunakan sarana blog, twitter dan facebook untuk mengomunikasikan program-program komunitasnya itu. Terakhir (2021), hingga saat ini Komunitas Historia Indonesia mampu menarik kurang lebih 45.440 pengguna media sosial seperti Twitter (14.361 followers), Instagram (18.486 followers) dan Facebook (12.593 followers) dari seluruh dunia dalam waktu singkat.
Cukup kuat bukti bahwa KHI tak hanya berhasil menarik minat banyak anak muda untuk mencintai sejarah. Komunitas ini juga sukses menarik simpati beberapa lembaga dan perusahaan seperti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Bagi KHI, sejarah dan budaya bukan hanya sekadar subjek pelajaran di sekolah. Sejarah dan budaya adalah sumber patriotisme dan nasionalisme rakyat yang meresap ke dalam kesadaran personal.
Melalui kreativitas kekinian, KHI menawarkan cara baru mencamkan sejarah bagsa. Yakni menghadirkan berbagai acara yang mampu menarik minat generasi tua dan muda, di antaranya:
- Berwisata malam di kota tua Jakarta;
- Menjelajahi kampung-kampung Tionghoa dan
- Menginap semalam di museum.
Semua program kreatif yang cukup menarik ini disajikan secara reguler oleh KHI.
Selain program-program menarik, para relawan KHI juga terus dibekali dengan berbagai orientasi dan pelajaran budaya serta sejarah. Hal ini menjadi bekal bagi relawan untuk menjadi pemandu di program-program tur yang dirancang KHI. Asep Kambali selaku ketua dan pendiri KHI menyebut orientasi ini sebagai ‘cuci otak’ sekaligus kaderisasi.
Program yang cukup dikenal dari komunitas ini adalah Indonesia Heritage Trail to Pecinan Tangerang, Historical Race (semacam Amazing Race khusus sejarah), Napak Tilas Proklamasi, Walking Tour Soempah Pemoeda, Tour de Busway dan Night at the Museum.
Melalui kegiatan rekreasi (empirik), yaitu dengan mengunjungi langsung situs sejarah/budaya atau museum. Dari proses ini pemahaman sejarah akan mudah dicerna, diingat dan melekat. Kegiatan yang mendidik (edukasi) tentang sejarah dan budaya mengandung unsur pengetahuan dan hikmah yang harus disampaikan agar setelah mempelajarinya.
Masyarakat memperoleh kemampuan kognisi, afeksi dan behaviour yang menumbuhkan jiwa kritis-analisis. Kegiatan yang menghibur (entertainment), suasana jadi menyenangkan dan menggairahkan.
Sebagai negara yang kaya akan budaya, di tiap daerah di Indonesia pasti memiliki cerita sejarah lokalnya masing-masing. Tapi, sayangnya kebanyakan generasi muda saat ini tidak tahu tentang sejarah dan budaya bangsanya. Baik di tingkat nasional maupun tingkat l.okal.
Dalam visinya sendiri Komunitas Historia Indonesia ingin membangun nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia pada umumnya. Sedangkan misi sejak berdiri yaitu untuk menumbuhkan kesadaran sejarah dan budaya bangsa dengan menyelenggarakan berbagai program yang rekreatif, edukatif dan menghibur.
Selain memberi informasi sejarah melalui blog dan media sosial saja, KHI kerap mengajak masyarakat mengunjungi situs sejarah, budaya dan museum.
Atas kegiatannya, KHI memperoleh beberapa penghargaan, antara lain:
- Komunitas Peduli Museum dari Museum Sejarah Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta tahun 2003/2004;
- “Most Recommended Consumer Community Award” dari Majalah SWA tahun 2010;
- “The Best Entrepreneurial & Business Consumunity Award” 2010 dari Prasetya Mulya;
- Komunitas Peduli Museum dari Museum Bahari dan Dinas Pariwisata DKI Jakarta tahun 2013;
- Pengabdian Terhadap Kelestarian Budaya Indonesia dari Nutrifood tahun 2014;
- Komunitas Kreatif yang Berkhidmat terhadap Tanah Air Indonesia melalui Penyadaran Sejarah Kepada Masyarakat, Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI 2018.●(Zian)