octa vaganza

Restrukturisasi Kredit Bantu Pemulihan UMKM

Jakarta (Peluang) : Dengan dukungan kelangsungan UMKM, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan kinerja positif.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan, 

program restrukturisasi kredit ini memberikan ruang gerak bagi perbankan dan debitur terdampak pandemi, terutama usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Program ini dapat menjaga kelangsungan UMKM. Ini pertanda momentum pertumbuhan ekonomi telah berjalan dengan baik,” ujar Rudy dalam rilisnya, Jumat (11/11/2022). 

Menurut Rudy,  UMKM adalah motor penggerak bagi perekonomian Indonesia. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM)  mencatat saat ini ada 64,2 juta UMKM di Indonesia.

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60,51 persen atau senilai Rp 9.580 triliun. UMKM mampu menyerap 120,59 juta tenaga kerja

Restrukturisasi kredit dan pembiayaan diberlakukan sejak Maret 2020 melalui POJK Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid-2019.

Kebijakan ini diperpanjang hingga Maret 2022, dengan penerbitan POJK Nomor 48/POJK.03/2020 tentang Perubahan Atas POJK Nomor 11/POJK.03/2020.  

Rudy menjelaskan, outstanding restrukturisasi kredit per September 2022 mencapai Rp 519,64 triliun. Angka ini berkurang sebesar Rp 23,81 triliun dari bulan sebelumnya. 

Sedangkan, penerima restrukturisasi kredit per September 2022 mencapai 2,63 juta nasabah, turun dari bulan sebelumnya yang sebanyak 2,75 juta nasabah.     

“Adanya program restrukturisasi, penyaluran kredit ke UMKM terus meningkat menjadi Rp1.275,03 triliun atau tumbuh 16,75 persen year on year (yoy),” ungkap Rudy.

Bahkan kata dia, tingkat NPL (Non Perfoming loan) terjaga  pada April 2022 berada pada level 4,38 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan April 2021 di posisi 4,41 persen.

Dengan dukungan kelangsungan UMKM, menurut Rudy, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan kinerja positif.

“Ekonomi tumbuh impresif, yaitu sebesar 5,72 persen (yoy) pada kuartal III 2022 dan neraca perdagangan terus mencatatkan kinerja positif,” ujar Rudy.

Senior Executive Vice President (SEVP) Bisnis Bank BJB, Beny Riswandi, mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak negatif pada sektor UMKM yang menyebabkan para pelakunya harus beradaptasi. 

Antara lain dengan menurunkan produksi serta mengurangi jam kerja karyawan dan saluran penjualan.

Namun jelas Beny, melalui pemberian stimulus perbankan (restrukturisasi), keberlangsungan usaha masih dapat tetap terjaga. Meskipun secara performa usahanya masih di bawah kondisi normal. Bagi debitur, relaksasi kredit membantu percepatan pemulihan kondisi usaha.

“Relaksasi membantu penerapan selective selling dalam penyaluran kredit. Yang pada akhirnya dapat percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Beny.

Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan, regulator perlu melakukan penyesuaian rencana pengurangan insentif sebagai bagian dari normalisasi kebijakan pada 2023.

Menurutnya, perlu diterapkan skala prioritas pada sektor-sektor belum sepenuhnya pulih dan yang rentan terkena dampak guncangan ekonomi global. Khususnya sektor padat karya yang banyak mengandalkan pasar ekspor, seperti tekstil dan produk tekstil, industri alas kaki.

 Prioritas insentif dipertahankan pada sektor-sektor yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi, seperti transportasi dan akomodasi. “Akibat lonjakan inflasi dan tekanan permintaan global, insentif baru juga diperlukan pada sektor-sektor yang rentan,” ujar Faisal.

OJK sedang mematangkan rencana untuk memperpanjang program restrukturisasi kredit tahun 2023. 

Rencananya, kebijakan perpanjangan restrukturisasi ini akan menyasar pada sektor dan wilayah tertentu yang masih terdampak pandemi Covid-19.

Exit mobile version