octa vaganza

Reptil Berdarah Dingin Parkir di Pundak Pecintanya

Hewan hama tanaman ini bukanlah hewan endemik Indonesia. Iguana berasal dari kawasan Amerika bagian selatan. Sekilas tampak seram dan berciri primitif, tapi sebenarnya herbivora ini merupakan hewan jinak dengan karakteristik penyabar.

MIRIP bunglon tapi memiliki tampang yang rada sangar. Sekilas juga menyerupai hewan purba karena berbagai ciri primitif pada sosoknya. Kalau aja tidak sedang nangkring di pundak atau pangkuan seseorang, siapa pun yang pertama kali melihatnya niscaya bakalan salah sangka. Dari performance-nya, reptil ini mencitrakan buas—seperti ‘nenek moyangnya’: komodo—tapi dugaan itu meleset jauh. Iguana justru hewan gaul yang jinak dan ramah kepada siapa pun.

Di hampir semua kota, komunitas pencinta iguana terbentuk secara spontan dan alamiah. Prosesinya tak banyak beda dengan terbentuknya komunias-komunitas lain. Dua tiga orang kumpul-kumpul pada awalnya, lalu mengajak serta pencinta iguana yang lain dalam wilayah/kota yang sama, lalu lahirkan paguyuban Komunitas Pecinta Iguana (KPI). Sekadar menyebut beberapa kota, komunitas ini bisa dijumpai di Jabodetabek, Surabaya, Solo, Jember, Bandung.

KPIJberdiri 15 Januari 2011. Saat ini telah menghimpun 150-ananggota.Di luar personel yang bisa diajak acara kopi darat secara reguler, tak kurang dari 5.000 anggota kominitas ini tergabung di media sosial. Mereka berasal dari berbagai profesi dan usia; mulai dari pelajar, mahasiswa, dan juga para pekerja kantoran. Menggotong slogan ” KPI is fun, KPI is family, prosedur untuk jadi anggota sangat mudah. Cukup dengan bergabung terlebih dahulu di FanpageFB mereka: di KPIJABODETABEK.

KPIJ ikut meramaikan car free day Jakarta dalam beberapa tahun belakangan. Buat mrek, kegiatan tersebut merupakan bentuk sosialisasi untuk memperkenalkan reptile berdarah dingin itu kepada masyarakat luas. Mereka mengedukasikan masyarakat tentang apa itu iguana dan bagaimana cara perawatannya agar (siapa tahu) terpilih menjadi hewan kesayangan layaknya hewan-hewan peliharaan lainnya.

Komunitas ini juga rutin melakukan gathering. Gathering atau kumpul-kumpul para anggota KPIJ biasanya dilaksanakan sebulan sekali di Taman Suropati, Jakarta. “Selain untuk mempererat tali silaturahim, acara tersebut sesekali dimanfaatkan untuk mengadakan mini kontes iguana,” ujar Bimo, salah seorang pentolan KPIJ.

Lebih awal dari KPIJ, Komunitas Pecinta Iguana Surabaya terbentuk 11 Desember 2011. Seperti mudahdiduga, KPIS pun berawal dari kongko sejumlah individu penyuka iguana. Kegiatan komunitas ini, gathering dengan berbagi pembahasan mengenai kiat perawatan iguana yang baik. KPIS selalu berpartisipasi dalam kontes reptil, dan undangan off air untuk berbincang-bincang. Lewat program edukasi, KPIS memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa iguana merupakan jenis herbivora (pemakan tumbuhan). Bahwa iguana juga hewan berkarakter penyabar.

Di tahun yang sama, karena sangat banyak pengagum iguana, sekumpulan anak muda asal Bandung ini membuat satu komune bernama KPI (Komune Penggemar Iguana). Di komune ini, mereka tampak demikian akrab dengan hewan reptil itu.  Komune tersebut lahir pada 8 Agustus 2011.

Dalam 5-6 tahun terakhir, Komunitas Pecinta Iguana (KPI) Jember juga eksis. Didirikan di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sebagaimana komunitas yang sama, pecinta iguana ini mengemban misi generik yang sama. Yakni mengenalkan lebih dekat hewan melata ini kepada masyarakat. Bahwa iguana mudah dipelihara. Bahwa iguana reptil menyenangkan dan sangat cocok hidup dalam iklim tropis negeri ini.

Hewan hama tanaman iguana ini sama sekali bukan hewan endemik Indonesia. Iguana berasal dari kawasan Amerika bagian selatan,” tutur George D. Veo, Public Relation KPI Jember. Tapi, karena Indonesia memiliki iklim tropis seperti tempat asalnya, iguana juga dapat hidup dan beradaptasi dengan baik di Indonesia. Bahkan saat ini, iguana dapat menjadi reptil peliharaan yang populer.

Pada umumnya, tubuh iguana memiliki sejumlah warna dasar. Yakni hijau, merah, dan biru. “Tapi ini hanya patokan. Ada jenis iguana lokal dari beberapa negara. Ada yang paling standard El Salvador, ada Columbia, dan Peru. Jika ingin memperoleh iguana dengan warna yang lebih bervariasi, bisa dilakukan dengan perkawinan silang. Bisa menyilangkan dari jenis campuran hijau-merah, merah-biru hingga menghasilkan jenis albino.” Umumnya, kata George, KPI Jember punya yang merah, hijau untuk jenis El Salvador, Columbia dan campuran.

Dalam hal perawatan, menurutnya merawat iguana cukup mudah, khususnya soal jenis makanannya. “Karena makanan iguana adalah sayur dan buah. Sayuran sehari sekali, buah seminggu sekali,” tutur dia.

 KPI Jember juga mempunyai berbagai macam agenda kegiatan yang menarik seperti gathering, sosialisasi, dan kontes iguana. Tapi, karena pandemi ini kegiatan tersebut harus ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan. Meski bernama komunitas pecinta iguana, anggotanya dibebaskan untuk memelihara reptil lainnya. Seperti ular, atau yang lainnya. “Yang terpenting solidaritas sesama anggota dan guyub rukunnya,” ujar George.

Kadal Amerika Latin itu tampak aneh ketika seseorang meletakkannya horizontal di pundak. Terkesan primitif dan ‘berbahaya’, tapi iguana sungguh jinak sebagai reptil. Bahkan favorit dan populer untuk hewan peliharaan. Bagi Dodit Purwojatmiko, yang memelihara beberapa ekor, iguana merupakan hewan yang unik dan eksotis. Perawatan hewan ini sangat mudah. Makananannya hanya sayur dan buah-buahan. Nggak aneh-aneh. Biasanya aku kasih sawi atau pisang. Hebatnya lagi, iguana kuat puasa. Bahkan dengan jatah minum sedikit.

KPI Regional Solo bagi-bagi pengalaman mereka waktu pelihara hewan iguana dalam acara Solo Pet Community Gathering All About Iguana pada 5 September 2016. KPI regional Solo sendiri berdiri Maret 2013 dengan beranggotakan 30 yang masih aktif hingga kini. Biasanya komunitas ini nongkrong bareng iguana kesayangan setiap hari Minggu di Solo Car Free Day. Tepatnya di depan pengadilan negeri Sriwedari.

Acara dihelat di atrium utama Hartono Lifestyle Mall. Iguana termasuk reptil berdarah dingin yang memerlukan panas matahari. Iguana perlu dijemur untuk mengembangkan metabolismenya,” tutur Dodit Purwojatmiko. Terkadang ia memberikan suplemen untuk untuk pertumbuhan dan merawat kulit.

Untuk reptil yang berasal dari Amerika Latin, iguana cukup cepat beradaptasi dengan iklim Indonesia, karena sama-sama beriklim tropis. Selain jadi hewan peliharaan, iguana juga bisa menjadi benda komoditas. Biasanya, harga iguana di pasaran mulai Rp400 hingga puluhan juta. “Mahal enggak-nya iguana tergantung perubahan warna genetiknya. Kalau warna genetiknya berubah menjadi biru, merah, oranye atau albino, biasanya lebih mahal,” ujar Dodit.●(dd)

Exit mobile version