PeluangNews, Jakarta – Ferry Juliantono, Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, resmi dipercaya Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Koperasi, menggantikan Budi Arie Setiadi.
Nama Ferry sempat mencuat sejak ia hadir dalam pemanggilan calon menteri dan kepala badan di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, pada Selasa (15/10/2024). Kehadirannya saat itu memunculkan spekulasi bahwa dirinya akan bergabung dalam Kabinet Prabowo–Gibran, khususnya memimpin Kementerian Koperasi.
Spekulasi tersebut semakin menguat karena Ferry sebelumnya masuk dalam buku “Apa dan Siapa 100 Orang Koperasi Indonesia” karya Irsyad Muchtar, yang memuat tokoh-tokoh penting penggerak koperasi di tanah air.
Usai pertemuan dengan Prabowo di Kebayoran Baru, Ferry mengaku diminta langsung untuk membantu memperkuat koperasi agar dapat berkembang lebih besar dan berperan aktif dalam berbagai sektor ekonomi. Namun saat itu, Ferry baru ditunjuk sebagai Wakil Menteri Koperasi.
Dengan segudang pengalaman di koperasi, Menteri Koperasi Ferry Juliantono diharapkan semakin memajukan koperasi Indonesia. Baik kancah regional dan internasional.
Profil Singkat Ferry Juliantono
Nama: Ferry Juliantono, SE Ak, MSi
Lahir: 27 Juli 1967, di Jakarta
Istri: Ir. Sita Komaladewi
Anak: 2 orang
Pendidikan:
- S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung (1993).
- S2 Hubungan Internasional, konsentrasi Ekonomi Politik Internasional, FISIP Universitas Indonesia (2006)
Kiprah dan Karier
Ferry Juliantono dikenal sebagai politisi Partai Gerindra yang kini menjabat Wakil Ketua Umum DPP. Ia juga aktif memperkuat gerakan koperasi serta ekonomi rakyat melalui berbagai posisi strategis, di antaranya:
- Sekretaris Dewan Pembina Induk KUD (Inkud).
- Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).
- Ketua Dekopinwil DKI Jakarta
Tak hanya bergerak di bidang koperasi, Ferry juga terlibat dalam organisasi yang mewakili petani, nelayan, buruh, hingga sektor agraria. Kiprahnya banyak memberikan kontribusi dalam memperjuangkan ekonomi kerakyatan.
Selain itu, Ferry dikenal sebagai aktivis. Pada 2008, ia bahkan sempat menjadi tahanan politik setelah memimpin demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (Aji)
