HINGGA pekan terakhir Desember kemarin, realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 14 Desember 2020 mencapai Rp483,62 triliun. Angka tersebut baru mencapai 69,6% dari pagu sejumlah Rp695,2 triliun. Yang terserap hampir 100% adalah stimulus perlindungan sosial, Rp217,16 triliun dari total anggaran Rp230,21 triliun (setara 94,3%); program kesehatan realisasinya mencapai Rp47,05 triliun setara 47% dari total anggaran Rp99,5 triliun; realisasi dukungan UMKM mencapai Rp106,46 triliun atau setara 92% dari total anggaran Rp116,31 triliun.
Dukungan sektoral, K/L, dan Pemda realisasinya mencapai Rp55,68 triliun atau (82% dari pagu Rp67,86 triliun). Realisasi pembiayaan korporasi baru sekitar Rp8,16 triliun atau setara 13% dari total anggaran Rp60,73 triliun. Realisasi insentif perpajakan mencapai Rp49,12 triliun atau sama dengan 41% dari pagu Rp120,61 triliun.
Rendahnya angka realisasi program pemulihan ekonomi di masa pandemi panjang, yang belum ketahuan kapan berakhirnya virus corona, tampaknya berbanding lurus dengan terungkapnya korupsi ugal-ugalan dan barbar yang dilakukan (eks) Mensos Juliari Batubara. Berita ini sampai-sampai jadi sorotan publik di Jepang, karena negeri Matahari Terbit itu ikut mengucurkan dana kemanusiaan (hibah).●
Budiono Maruto
Kendal, Jawa Tengah