octa vaganza

Raymond Tjiadi, Targetkan Buka Kedai Kopi di Eropa

JAKARTA-—-Kalau brand kedai kopi asing bisa merambah Indonesia, mengapa kedai kopi brand Indonesia tidak bisa melakukan hal yang sama? Demikian tekad Raymon Tjiadi, founder dan owner dari Kopi Mantan pada 2020 ini.

Anak muda kelahiran 1992 ini merintis pendirian kedai kopi ini pada Oktober 2019 di Kota Surabaya dengan menyuguhkan kopi 100% kopi Arabica.  Untuk itu Raymond menjalin kemitraan dengan petani di kawasan Banyuwangi.

“Saya memilih kopi Arabica, karena selama ini di Indonesia kopi identik dengan kopi mahal. Kopi Arabica produksi lokal diekspor ke luar negeri, kembali ke Indonesia dalam bentuk minuman dengan harga mahal dan milik orang luar,” ujar Raymond dalam acara peluncuran Panta Capital di Jakarta, Sabtu (18/7/20).

Berangkat dari kegemarannya minum kopi sejak kecil, Raymond pun memutuskan untuk membuka kedai kopi.  Konsepnya agar kopi Arabica dicicipi semua kalangan, khususnya mahasiswa yang punya uang pas-pasan. Target pasarnya dari segi usia, yaitu  17-50 tahun.

Produk yang ditawarkan Amricano, Cappucino, Ekspergen, Ekspergen Coelat dan Espreso.  Dia juga membuat diversifikasi minuman non kopi seperti Ccho late, Salted Caramel, Bailey Regals dan sebagainya.

Espergen adalah perpaduan brand sereal Energen dengan espresso dari kopi mantan yang bisa disajikan hangat ataupun dingin. Minuman ini disajikan untuk mereka yang tidak ingin makan berat dan mencari kopi  pada saat bersamaan.

Berbagai varian minuman berdasarkan kopi Arabica dan produk di luar kopi, dibandroll dengan kisaran Rp15 ribu hingga Rp22 ribu. Hasilnya produknya mendapat sambutan pasar dengan baik. Hingga kini Kopi Mantan mempunyai 14  gerai di Jawa Timur, Bali, Banjarmasin dan Bandung.

Tahun depan, targetnya 100 gerai. Raymond menjelaskan, dia menggunakan konsep kemitraan bagi mereka yang berminat ikut dalam bisnis ini.

Dia menargetkan 30 cabang hingga akhir 2020 ini. Raymond menjajaki membuka cabang di Eropa dengan brand Ex Arabica, dengan lokasi pertama di Belanda.

“Saya memang ingin kopi Indonesia bisa ke pasar dunia dan desain memang harus dirombak,” ujar dia.

Setiap gerai Kopi Mantan menghasilkan omzet yang lumayan berkisar antara Rp2,5 hingga Rp3 juta per hari.  Sayangnya pandemi Covid-19 memberikan dampak berupa penurunan omzet. Raymond menutup kedainya yang berada di sekitar lokasi kampus. Namun dia tidak melakukan PHK terhadap karyawannya.

“Kami mengandalkan penjualan secara daring dan hasilnya lima puluh persen dari omzet saat ini,” kata alumni Bisnis Internasional, Universitas Surabaya.  

Ketekunan dan kejelian bisnis Raymond, membuat Panta Capital, sebuah perusahaan investasi internasional menyaluran dana sebesar Rp14 miliar untuk mengembangkan bisnisnya (Van).

Exit mobile version