hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Raup Omzet Rp1,5 per Bulan, Galery Ulos Sianipar Siap Ekspor

MEDAN-—-Seperti halnya tenun tradisional berbagai etnik dan budaya dari nusantara lainnya, pelestarian dilakukan secara turun temurun. Begitu juga dengan pembuatan ulos dan songket tradisional Batak.

Salah satu pelestari itu ialah Galery Ulos Sianipar yang kendalinya dipegang oleh generasi ketiga Robert Maruli Tua Sianipar. Usaha ini berdiri pada 28 Juni 1992 di Gang Pendidikan, Jalan Arief Rahman Hakim Medan.

Menurut cerita Marketing Manager Galery Ulos Sianipar Vina Silvia,  Robert meneruskan usaha orangtuanya dengan 15 penenun di rumah orangtuanya. Kemudian usahanya berkembang dalam dua tahun menjadi 100 penenun dan mendirikan galeri (showroom) sendiri tak jauh dari rumah orangtuanya menjadi tempat produksi.

Galeri ini telah dibina oleh BI sejak 2011, dan mulai bergabung menjadi UMKM binaan di tahun 2013, sampai dengan saat ini.

“Di satu sisi kami masih mempertahankan motif tradisional, tetapi kami juga mengembangkan motif lain. Kain ulos bukan hanya untuk kain selempang penutup badan, tetapi juga dibuat untuk kemeja, rok, dompet hingga sarung bantal,” ungkap Vina ketika dihubungi Peluang, Rabu (22/1/20).

Kini produksinya sekitar 15 lembat. Kain ulos dibandroll dengan harga paling murah Rp25 ribu hingga Rp6.200 ribu sementara yang sudah jadi berkisar Rp395 ribu hingga Rp4,225 juta.  Dengan kekuatan 110 orang di bidang produksi dan 28 orang di galeri, UKM ini mampu menghasilkan omzet Rp1,5 miliar per bulan. Tapi itu juga termasuk kontribusi 50 UKM yang ikut bergabung di bidang yang sama.

“Kita bantu promosi sesama UKM,” kata  Vina.

Lanjut dia selama ini UKM di Medan menghadapi kendala pemasaran. Untuk itu pihaknya membantu.  Ke depan,  Galery Ulos Sianipar bermaksud mempunyai toko online sendiri dan diminta oleh pemerintah untuk ikut pameran di Frankfurt pada Februari mendatang.

“Kami diminta siap ekspor pada tahun ini.  Memang produk kami juga sudah dijual ke mancanegara, Singapura, Prancis, Austria maupun Amerika Serikat,” pungkas alumni Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area ini (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini