hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Raksasa Rental Hertz Global Holdings Inc. Pailit

PERUSAHAAN raksasa rental mobil asal Amerika, Hertz Global Holdings Inc., mengajukan permohonan pailit atau bangkrut di AS dan Kanada. Selama pandemi Covid-19, bisnis penyewaan mobil hancur. Pihak Hertz juga gagal mendapatkan kucuran kredit. Pendapatan terbesar Hertz dipasok dari penyewaan mobil di bandara. Di masa pandemi, “Merosotnya permintaan bepergian membuat perusahaan kami lumpuh. Jumlah booking anjlok dengan sangat mendadak,” tutur pihak Hertz.

Nyaris dua pertiga dari total laba yang dicatatkan perushaan rental Hertz berasal dari lokasi rental mobil di berbagai bandara. Padahal, perjalanan menggunakan transportasi udara tengah mengalami penurunan yang tajam sejak Februari silam.

Dengan cashflow yang macet, Hertz masih harus menyelesaikan utang US$19 miliar dan menanggung 38.000 pegawai di seluruh dunia. Bersmaan dengan itu, nilai aset kendaraan Hertz pun terus merosot. Perusahaan masih memiliki sebuah opsi berupa menjual 30.000 mobilnya dalam satu bulan untuk mendapatkan dana segar US$5 miliar.

Akibat kondisi kritis tersebut, CEO Hertz, Paul Stone, memberhentikan 10.000 pegawai. Saat ini, Hertz juga memiliki kredit bank, obligasi yang berpotensi gagal bayar. Namun, Stone yakin, Hertz tak akan bangkrut jika berhasil mendapatkan kredit atau bantuan keuangan dari pemerintah AS. Pasalnya, pemerintah AS mulai memberikan stimulus kepada korporasi besar.

Pihak Hertz menyatakan telah melakukan beberapa langkah untuk survive. Meskipun begitu, mereka tidak yakin kapan keadaan ekonomi bisa berangsur pulih. “Kami ragu kapan pemasukan kami bisa kembali normal dan kapan pasar mobil bekas dapat kembali beroperasi secara penuh.”●(dd)

pasang iklan di sini