
Peluang News, Jakarta – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024), berlangsung semarak.
Tari-tarian kebudayaan, dedication of life, mewarnai pembukaan rakernas, juga menampilkan sejarah singkat perjalanan Presiden Sukarno.
Meski rakernas ini tidak mengundang Presiden Joko Widodo, namun banyak tokoh dari berbagai kalangan hadir. Misalnya, mantan Wapres Try Sutrisno, Mahfud MD, sejarawan Asvi Warman Adam, budayawan M Sobary, dan seniman Butet Kartaredjasa.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik saat membuka rakernas ini.
Sebelumnya Megawati menyapa peserta rakernas yang datang. “Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada para tamu yang sangat saya hormati dan tentunya anak-anakku yang sudah datang,” katanya.
Megawati tiba di Beach City International Stadium Ancol sekitar pukul 13.00 WIB disambut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto, Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga, dan Menteri Sekretaris Kabinet sekaligus mantan Sekjen PDIP Pramono Anung.
Megawati beserta jajaran pengurus PDIP sempat menaiki mobil kereta (buggy car) sebelum menuju arena utama rakernas.
Saat pidato politik, Megawati Soekarnoputri berbicara soal pemimpin otoriter populis. Berpijak dari pemikiran seorang pemikir kebhinekaan Sukidi, Megawati mengatakan belakangan terjadi anomali dalam demokrasi di Indonesia. Anomali dalam demokrasi itu, ujarnya, melahirkan kepemimpinan paradoks dan otoritarian.
“Terjadinya anomali demokrasi, secara gamblang dijelaskan oleh Dr. Sukidi, seorang pemikir kebhinekaan yang disegani. Sosok cendekiawan ini menjelaskan fenomena kepemimpinan paradoks yang memadukan populisme dan Machiavelli, hingga lahirlah watak pemimpin authoritarian populism (otoriter populis),” tuturnya.
Dalam karakter kepemimpinan yang demikian, lanjut putri Proklamator Bung Karno itu, hukum dijadikan pembenar atas tindakan yang sejatinya tidak memenuhi kaidah demokrasi.
“Di sinilah hukum menjadi alat, bahkan pembenar dari ambisi kekuasaan itu. Inilah yang oleh para pakar disebut dengan autocratic legalism (legalisme otokratis),” ujar dia.
Menurut Presiden ke-5 itu, solusi untuk menyelesaikan anomali dalam demokrasi bukan mencabut hak rakyat, melainkan menerapkan adagium Vox Populi Vox Dei bahwa suara rakyat merupakan suara Tuhan sehingga perlu dihargai.
“Terhadap keseluruhan apa yang terjadi, PDI Perjuangan diajarkan oleh sejarah untuk percaya pada Satyam Eva Jayate bahwa kebenaran pasti akan menang,” kata dia.
Rakernas V PDIP mengusung tema “Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang” dengan subtema “Kekuatan Kesatuan Rakyat, Jalan Kebenaran yang Berjaya”. Rakernas tersebut akan berlangsung hingga Minggu (26/5).
Ketua Steering Committee Rakernas V PDIP Djarot Saiful Hidayat menjelaskan bahwa Rakernas V PDIP pada pokoknya membahas tiga persoalan, yakni sikap politik, perumusan program kerakyatan, hingga pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Adapun Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan, Rakernas V menjadi forum untuk mengevaluasi kinerja partai sejak pelaksanaan Kongres PDIP tahun 2019. Di samping itu, juga musyawarah untuk mengembalikan kongres partai ke dalam siklus lima tahunan. []