JAKARTA—Sejak sehari sebelum pemberlakukan PPKM Darurat, Jumat 2 Juli 2021, Susu kaleng brand Susu Beruang atau Bear Brand lenyap dari pasar swalayan dan minimarket. Sekalipun masih ada minimarket yang stok, tetapi segera lenyap.
Bahkan perburuan sampai ke warung rokok. Saya sendiri melihat ada seorang Asisten Rumah Tangga Disuruh majikan membeli empat kaleng sekaligus. Di sebuah minimarket di kawasan Cinere Depok, bahkan petugasnya harus menyembunyikan bear brand di dekat meja kasir, karena kerap hilang di rak tanpa bayar.
“Ini hanya terjadi pada produk susu beruang,” ucap staf minimarket tersebut gusar.
Senin, 5 Juli 2021, susu kaleng bear brand ini muncul lagi di sebuah pasar swalayan di Kota Depok dan pembelian dibatasi enam kaleng per customer. Tetapi Selasa 6 Juli 2021 susu kaleng ini kembali menghilang.
Fenomena menghilangnya susu kaleng ini menjadi perbincangan hangat, apalagi menjadi viral puluhan pengunjung di salah satu pusat perbelanjaan viral berebut produk susu beruang karena selain stoknya mulai langka harga juga meroket, terutama di e-commerce. Harga ecerannya yang biasanya di bawah Rp10 ribu, dijual berkali lipat.
Direktur Corporate Affairs Nestle Indonesia, Debora R. Tjandrakusuma mengatakan pihaknya tidak melakukan intervensi harga Bear Brand di pasaran. Hanya saja Nestle tidak bisa menentukan harga sampai konsumen akhir.
“Mengenai adanya kenaikan harga di e-commerce untuk produk produk Bear Brand telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan persaingan usaha. Kami tidak dapat menentukan harga jual akhir produk kami,” kata dia melalui keterangan resminya, Selasa (6/7/21).
Dia menjamin Nestle terus berusaha memenuhi pasokan kepada konsumen seoptimal mungkin dalam upaya mengajak konsumen hidup sehat di tengah pandemi.
“Kami juga memastikan keberlangsungan operasi pabrik-pabrik mereka. Saat ini semua pabrik dan pusat distribusi kami beroperasi,” kata dia.
Sementara Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Tekologi, Peternakan Fakultas Peternakan IPB Epi Taufik menyampaikan susu hanya bahan pangan bukanlah obat atau vaksin.
Susu sumber nutrisi bagi tubuh untuk menjaga proses metabolisme normal termasuk mencegah inflamasi juga meningkatkan imunitas tubuh.
Lanjut Epi, masyarakat tidak perlu panik, karena semua jenis olahan susu cair baik itu pasteurisasi, steril dan/atau UHT dari berbagai merk yang beredar di pasaran memiliki kandungan nilai gizi yang hampir sama.
“Manfaat kesehatan yang didapatkan pun relatif sama,” pungkas Epi (Van).