LHOK SEUMAWE—Sambil mengurus anak dan rumah tangga, kaum ibu di Desa Batuphat Timur, Kecamatan Muara Satu, Lhok Seumawe, Provinsi Aceh mampu berkontribusi meningkatkan perekonomian keluarga.
Sebanyak 15 para ibu yang tergabung dalam kelompok Putik Geulima ini membuat produk bordiran dengan motif Aceh, mulai dari mukena, jilbab, celana, hingga songket. Mereka berusia di antara 20 hingga 40 tahun.
Hasilnya bukan saja menambah pemasukan bagi rumah tangga tetapi juga mengenalkan bordiran Aceh ke sejumlah daerah, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan, Jakarta bahkan pernah mendapat pemesanan dari Qatar.
Sejak 2017, jerih payah para ibu ini diapresiasi oleh Bank Indonesia dan menjadikannya mitra binananya. Bank Indonesia membantu mempromosikan usaha, memberikan pelatihan hingga memberikan masukan.
Sementara perajin lainnya Marliah menyebutkan kelompok ini masih menghadapi kendala usaha meningkatkan kapasitas produksi, karena semua produk dikerjakan manual. Untuk songket motif besar bisa memakan waktu lima hari per helai.
“Kami membutuhkan mesin komputerisasi hingga membuat pekerjaan bisa lebih cepat untuk me ningkatkan kapasitas produksi,” ungkap Marliah , Selasa (5/10/21).
Saat ini omzet kelompok Putik Guelima tidak menntu, mulai Rp15 juta per bulan hingga Rp 50 juta pada waktu Ramadan. Namun menurut Marliah, untuk penghasilan tambahan sudah bersyukur.
Itu sebabnya keberadaan peralatan komputerisasi bisa mendesak. Bukan tidak mungkin dengan memperbesar kapasitas peluang untuk ekspor terbuka (Irvan).