PeluangNews, Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku bersedia berangkat ke China untuk bahas restrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta Bandung (Whoosh) selama biaya perjalanan ditanggung Danantara.
“Rosan mau bawa saya, katanya. Oh besok mau ketemu Rosan, asal dia yang bayar saja pas ke sananya,” kata Purbaya di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Diberitakan sebelumnya, negosiasi utang Whoosh masuk tahap baru. Total kewajiban proyek mencapai Rp120,38 triliun. Sekitar 75% pembiayaan berasal dari pinjaman China Development Bank dengan bunga 2% per tahun.
Estimasi investasi awal sebesar US $6 miliar membengkak menjadi US $7,2 miliar. Kenaikan biaya itu menambah cost overrun sebesar US $1,2 miliar atau sekitar Rp 20 triliun.
Pembayaran kelebihan biaya disepakati dengan skema 60% ditanggung konsorsium Indonesia dan 40% oleh konsorsium China.
Estimasi investasi awal sebesar US $6 miliar dollar AS membengkak menjadi US $7,2 miliar. Kenaikan biaya itu menambah cost overrun sebesar US $1,2 miliar atau sekitar Rp 20 triliun.
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menyatakan komitmen pemerintah membayar kewajiban Whoosh sebesar Rp1,2 triliun per tahun. Pernyataan itu kembali membuka opsi penggunaan APBN.
Purbaya menegaskan keputusan akhir menunggu hasil negosiasi dengan China. Purbaya menilai kepentingan utama ialah memastikan kesepakatan tidak merugikan Indonesia.
Dony Oskaria selaku Chief Operating Officer Danantara menyampaikan delegasi Indonesia dipimpin Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono. Namun, tanggal keberangkatan belum ditetapkan.
Dony menambahkan pembicaraan di Beijing tidak dilakukan tahun ini karena pemerintah perlu menyiapkan posisi negosiasi secara matang. []
