
PeluangNews, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa tengah menjadi perhatian masyarakat luas. Dukungan kepadanya sungguh besar terlebih dari masyarakat di media sosial. Setiap kebijakannya mendapat apresiasi publik.
Tatkala mendapat serangan, para netizen langsung membelanya. Sebagai contoh, Purbaya mendapat dukungan publik saat ia menolak membayar kereta cepat menggunakan APBN.
Selain itu, publik juga terbelalak mata saat ia mengungkap banyaknya uang milik pemerintah daerah yang mengendap di bank. Bukan hanya itu, Menkeu Purbaya juga minta agar uang MBG yang tidak terserap dikembalikan. Publik juga bersimpati ketika Purbaya sidak ke setiap kementerian, DPR RI langsung mengkritik karena dinilai tidak koordinasi.
Netizen kemudian menanggapi, “Kalau harus koordinasi bukan sidak namanya tapi geladi resik.” Purbaya mengaku mendapat serangan dari DPR khususnya terkait masalah keuangan yang ada di kementerian atau lembaga yang dinilai sebagai ikut campur. Tetapi Purbaya menanggapi dengan santai bahwa kementerian dan lembaga meminta uang ke kementeriannya. Sehingga ia merasa perlu mengawasi uangnya ke mana dan dipergunakan untuk apa?
Karena itu, meski baru sebulan lebih masuk Kabinet Merah Putih, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa di beberapa survei Satu Tahun Prabowo-Gibran, dinilai memiliki kinerja baik.
Menurut pengamat komunikasi politik, Hendri Satrio, Purbaya yang dilantik sebagai menteri pada 8 September 2025 itu, kalau dalam ilmu komunikasi menggunakan teori konsistensi kognitif. Jadi, kata pengamat yang disapa Hensat itu, ada harapan rakyat untuk memperbaiki hidup.
“Purbaya menteri pertama di Indonesia yang ngajak rakyatnya kaya bareng-bareng. Makanya banyak orang, termasuk teman-teman dekat gue bilang, kita kalau nonton Purbaya, kelihatannya bulan depan kita tajir. Ada harapan,” kata dia, dalam Podcast The Comment yang tayang di YouTube SindoNews, dikutip Minggu (26/10/2025).
Hensat mengungkapkan, kini ada yang namanya Pasukan Pengawal Purbaya, menggunakan teori self representation. “Di mana ada Purbaya, itu harus ada liputannya. Panik tuh KDM (Kang Dedi Mulyadi),” ujarnya.
Hensat menilai, sosok Purbaya menimbulkan optimisme. Namun, dia mengingatkan Purbaya harus berhati-hati.
“Optimisme yang terlalu tinggi, kalau tidak ter-deliver, sebelnya orang itu bisa berkali-kali lipat. Kayak pada saat awal kita optimis banget pada saat Jokowi terpilih, tapi terus ujungnya kayak gini, kekecewaannya berkali-kali lipat,” kata Hensat, menandaskan.
Dia kembali mengingatkan agar mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu harus berhati-hati.
“Ada hal yang harus ditaklukkan Pak Purbaya, yang namanya waktu. Orang mau berapa lama nunggu. Kalau dia nggak berhasil memperbaiki kualitas ekonomi di Indonesia dan tidak berhasil memperbaiki kualitas ekonomi keluarga, nanti lama-lama back fire,” ujarnya.
Purbaya mengaku di usianya saat ini ia ingin mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara.
“Saya tidak takut dengan siapapun karena kenal dekat dengan banyak pengambil keputusan beberapa rezim,” kata dia, menegaskan. []







