
Peluangnews, Jakarta — PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mencatat penyaluran pupuk subsidi mencapai 500.484 ton hingga akhir semester I tahun 2025. Capaian ini terdiri dari 349.029 ton pupuk urea, 124.410 ton pupuk NPK, dan 27.045 ton NPK formula khusus.
Direktur Operasi Pupuk Kaltim, F. Purwanto, menyampaikan bahwa distribusi pupuk subsidi dilakukan secara efisien dan akurat berkat pemanfaatan aplikasi i-Pubers, yang memungkinkan petani menebus pupuk hanya dengan menggunakan KTP.
“Solusi ini memudahkan petani sekaligus menjamin akurasi penyaluran,” jelas Purwanto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Ia menambahkan, pengawasan distribusi juga diperkuat melalui koordinasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memastikan kelancaran dan ketepatan penyaluran di lapangan.
“Realisasi ini mencerminkan komitmen Pupuk Kaltim dalam menjalankan mandat pemerintah untuk mendukung produktivitas pertanian nasional dan memperkuat ketahanan pangan,” tegasnya.
Produksi Tembus 3,5 Juta Ton, Optimistis Capai Target Tahunan
Hingga 30 Juni 2025, total produksi Pupuk Kaltim tercatat sebesar 3.508.761 ton, atau setara 54,5 persen dari target tahunan. Produksi tersebut meliputi:
Urea: 1.865.517 ton
NPK: 149.882 ton
Amonia (nonpupuk): 1.493.362 ton
Purwanto menyatakan capaian ini mencerminkan keseriusan Pupuk Kaltim dalam menjaga kesinambungan pasokan pupuk dan mendukung sektor pertanian secara optimal.
“Kami terus menjaga ketersediaan stok agar kebutuhan pertanian terpenuhi sebagai bentuk kontribusi nyata dalam menopang ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Dengan realisasi tersebut, Pupuk Kaltim optimistis mampu memenuhi target produksi 2025 sebesar 6,43 juta ton, yang terdiri dari:
3,43 juta ton urea
2,71 juta ton amonia
285 ribu ton NPK
Proyek Strategis Dorong Efisiensi dan Daya Saing
Purwanto mengungkapkan, untuk mendukung target dan efisiensi jangka panjang, Pupuk Kaltim tengah menggarap sejumlah proyek strategis. Salah satunya adalah revamping Pabrik Amonia PKT-2 yang ditargetkan rampung tahun ini.
Proyek tersebut dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi energi, serta menurunkan emisi karbon hingga 110 ribu ton pada tahun 2030.
Selain itu, pembangunan pabrik baru di Fakfak, Papua Barat juga sedang berjalan. Pabrik ini akan menambah kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan amonia 825 ribu ton per tahun.
“Pembangunan proyek strategis, termasuk pabrik di Fakfak, merupakan bentuk komitmen jangka panjang kami untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, meningkatkan efisiensi, dan memperluas daya saing global,” tutup Purwanto. (RO)