hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

PT DI dan Yogya Presisi Kerja Sama Kembangkan Industri Kedirgantaraan

Peluang News, Jakarta – PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (PT YPTI) menyepakati kerja sama untuk peningkatan daya saing rantai pasok industri kedirgantaraan nasional.

Penandatanganan Framework Agreement dilakukan oleh manajemen kedua perusahaan pada Rabu (12/3) dengan disaksikan oleh Wakil Menteri Perindustrian Fasiol Reza.

Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan mengatakan kerja sama diantara kedua perusahaan bertujuan untuk mengadopsi teknologi inovatif dalam rangka meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi, memperkaya kapabilitas permesinan, serta mendukung penguatan ekosistem industri manufaktur dalam negeri.

Direktur Utama PT YPTI Petrus Tedja Hapsoro menjelaskan ruang lingkup kolaborasi ini mencakup berbagai aspek utama, seperti penyediaan dan revitalisasi mesin produksi PTDI, peningkatan daya saing produk permesinan, serta pelatihan terkait manajemen pemeliharaan permesinan.

Kesepakatan ini juga membuka peluang transfer teknologi dan peningkatan kapabilitas sumber daya manusia di bidang dirgantara, sejalan dengan agenda nasional dalam mendorong kemandirian sektor manufaktur.

“Kerja sama ini akan mendorong pengembangan ekosistem industri kedirgantaraan nasional,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza di Jakarta, Rabu (12/3).

Wamenperin Faisol Reza menilai kerja sama tersebut dilakukan pada momentum yang tepat di tengah meningkatnya potensi kebutuhan komponen pesawat global maupun dalam negeri

Faisol berharap pada tahun-tahun berikutnya kemitraan strategis antara PTDI dan PT YPTI dapat dikembangkan tidak terbatas pada revitalisasi, penyediaan komponen dan pemeliharaan saja, namun juga dapat mengembangkan investasi untuk meningkatkan kapabilitas industri komponen pesawat terbang dalam negeri.

Menurut dia, saat ini tren permintaan komponen pesawat terbang menunjukkan pertumbuhan positif seiring dengan pasar penerbangan di Indonesia yang terus berkembang. Merujuk pada International Air Transport Association (IATA), Indonesia salah satu negara dengan pertumbuhan jumlah penumpang tertinggi dan diproyeksikan akan menjadi pasar penerbangan terbesar keempat di dunia pada tahun 2036.

Direktur Produksi PTDI Dena Hendriana meyakini kerja sama tersebut menjadi momentum penting dalam pembangunan ekosistem dirgantara nasional.

“Dengan melibatkan lebih banyak pelaku industri lokal, kami berkomitmen untuk meningkatkan TKDN dan mengoptimalkan potensi industri dalam negeri. Kolaborasi ini juga akan memperkaya kapabilitas permesinan PTDI, sehingga kami dapat terus meningkatkan kualitas, kompetensi dan diversifikasi produk dirgantara,” paparnya.

Studi International Civil Aviation Organization (ICAO) tahun 2023, memperkirakan bahwa jumlah penerbangan domestik dan penumpang di Indonesia akan meningkat menjadi 7,6 juta flight dan 690 juta penumpang pada tahun 2045, atau lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2024.

“Dengan peningkatan permintaan tersebut, industri dalam negeri memiliki potensi yang sangat besar untuk menangkap peluang peningkatan pada permintaan komponen pesawat terbang tersebut,” ungkap Wamenperin seperti dikutip dalam keterangan pers yang dipublikasikan Kementerian Perindstrian.

Menurut dia, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam manufaktur pesawat terbang, dengan peran PTDI sebagai satu-satunya produsen pesawat di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, industri komponen pesawat terbang Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Aircraft and Component Manufacturer (INACOM) juga telah menunjukkan daya saingnya dengan mendapatkan sertifikasi standar mutu industri kedirgantaraan internasional (AS9100) dan menjadi bagian dari rantai pasok global, termasuk PTDI dan PT YPTI.

pasang iklan di sini