hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Bagaimana Peluang Ekonomi AS usai Fase Tarif Dagang Mencapai Kesepakatan?

Bagaimana Peluang Ekonomi AS usai Fase Tarif Dagang Mencapai Kesepakatan?
Bagaimana Peluang Ekonomi AS usai Fase Tarif Dagang Mencapai Kesepakatan?,Ilustrasi/dok.ist

PeluangNews, Jakarta – Setelah perang tarif berakhir atau tarif-tarif utama dicabut, ekonomi Amerika Serikat diproyeksikan mengalami perbaikan secara bertahap. Penghapusan atau penurunan tarif akan mengurangi biaya impor bagi pelaku usaha dan konsumen, sehingga daya beli masyarakat dapat pulih dan tekanan biaya produksi pada industri dalam negeri menurun. Hal ini berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing produk AS di pasar global. Dengan adanya penerapan tarif import, AS diharapkan akan mengalami kemajuan yang siknifikan dimasa yang akan datang.

 Pemulihan Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan

Model ekonomi menunjukkan bahwa penghapusan tarif yang diberlakukan selama perang dagang dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) AS, memperbaiki investasi, dan membuka kembali lapangan kerja yang sebelumnya terdampak oleh penurunan ekspor dan kenaikan biaya impor. Sebelumnya, tarif telah menurunkan pertumbuhan PDB AS sekitar -0,4%, mengurangi stok modal 0,1%, dan memangkas sekitar 142.000 pekerjaan penuh waktu. Dengan berakhirnya perang tarif, hambatan perdagangan menurun sehingga ekspor dan impor AS dapat kembali meningkat, mendukung pemulihan sektor manufaktur dan jasa

 Dampak Jangka Pendek: Sentimen Pasar Positif

Kesepakatan dagang terbaru, seperti yang dicapai antara Amerika Serikat dan Inggris, langsung disambut positif oleh pasar keuangan. Indeks saham utama AS-Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq-menguat setelah pengumuman perjanjian tersebut. Sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan ekspor, seperti industri manufaktur dan maskapai penerbangan, mencatat kenaikan signifikan karena adanya penurunan tarif dan pembebasan bea pada beberapa komponen penting. Kesepakatan ini juga meningkatkan akses barang AS ke pasar Inggris dan mendorong pembelian besar seperti pesanan pesawat Boeing oleh Inggris.

Dampak Jangka Menengah: Potensi Pemulihan Ekonomi

Setelah periode ketidakpastian akibat perang dagang dan tarif tinggi, tercapainya kesepakatan dagang diperkirakan dapat meredakan tekanan pada sektor perdagangan dan manufaktur AS. Jika tarif-tarif tambahan benar-benar dikurangi atau dihapus, biaya impor dan ekspor akan turun, sehingga dapat membantu pemulihan pertumbuhan ekonomi dan memperbaiki neraca perdagangan. Namun, sebagian tarif dasar, seperti 10% untuk barang Inggris ke AS, masih dipertahankan, sehingga pemulihan tidak akan sepenuhnya instan.

Risiko dan Tantangan: Ketidakpastian Kebijakan dan Dampak Tarif yang Masih Berlaku

Meski ada perbaikan sentimen, beberapa risiko tetap membayangi:

  • Sebagian tarif masih diberlakukan, terutama untuk mendukung penerimaan negara dan agenda fiskal, sehingga beban biaya pada pelaku usaha dan konsumen belum sepenuhnya hilang.
  • Ketidakpastian kebijakan tetap tinggi, terutama karena negosiasi dengan mitra dagang utama seperti China masih berlanjut dan dapat berubah sewaktu-waktu.
  • Dampak jangka panjang dari tarif yang sudah diterapkan sebelumnya masih terasa, termasuk kontraksi ekonomi pada kuartal pertama 2025 akibat lonjakan impor sebelum tarif diberlakukan dan pengurangan belanja pemerintah.

Proyeksi Ekonomi: Moderat dan Tergantung Lanjutan Kebijakan

Secara umum, kesepakatan dagang memberikan peluang bagi ekonomi AS untuk kembali tumbuh, terutama jika disertai stabilitas kebijakan dan pengurangan hambatan perdagangan. Namun, proyeksi pertumbuhan tetap moderat karena:

  • Efek negatif tarif yang masih berlaku pada beberapa sektor
  • Ketidakpastian global, termasuk risiko stagflasi dan kebijakan suku bunga tinggi
  • Potensi kontraksi ekonomi jika kebijakan fiskal dan perdagangan tetap agresif

Prospek ekonomi AS setelah fase tarif dagang mencapai kesepakatan cenderung membaik dalam jangka pendek dengan dukungan sentimen pasar dan potensi pemulihan sektor ekspor. Namun, pertumbuhan jangka menengah hingga panjang masih menghadapi tantangan dari sisa tarif, ketidakpastian kebijakan, dan dampak negatif perang dagang yang belum sepenuhnya pulih. Keberlanjutan pemulihan ekonomi sangat bergantung pada konsistensi kebijakan perdagangan dan keberhasilan negosiasi lanjutan dengan mitra dagang utama. Bila negosiasi berakhir dengan mulus, maka bukan hal yang mustahil bira ekonomi AS akan mendapatkan masa keemasannya dimasa mendatang.

Pendekatan “Wait and See” The Fed dan Fokus pada Stabilitas Harga

Setelah fase perang tarif, Federal Reserve (The Fed) mengambil sikap sangat hati-hati dalam menentukan arah kebijakan moneternya. Saat ini, The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,50% dan menegaskan pendekatan “wait and see” di tengah ketidakpastian ekonomi akibat lonjakan tarif dan dampaknya terhadap inflasi serta pertumbuhan ekonomi.

Pertimbangan Utama:

  • Risiko Inflasi dan Pengangguran:The Fed mengakui risiko stabilitas harga dan ketenagakerjaan meningkat pasca perang tarif. Inflasi memang melandai ke 2,4% pada Maret 2025, namun masih di atas target jangka panjang, sementara tingkat pengangguran tetap di 4,2%.
  • Dampak Tarif terhadap Ekonomi:Lonjakan impor sebelum tarif diberlakukan menyebabkan kontraksi PDB AS sebesar -0,4% pada kuartal I 2025, meski pasar tenaga kerja tetap relatif tangguh.
  • Ketidakpastian Global dan Domestik:Negosiasi dagang yang masih berlangsung, kendati untuk Sementara ini telah tercapai kesepakatan dengan tarif 10% untuk produk AS dan 30% untuk produk China, namun tekanan politik domestik menambah kompleksitas pengambilan keputusan moneter bagi the Fed.

Kebijakan Suku Bunga:

  • The Fed telah menahan suku bunga dalam tiga pertemuan berturut-turut sejak Desember 2024, setelah sebelumnya memangkas secara bertahap di akhir 2024.
  • Pelonggaran kebijakan moneter (pemangkasan suku bunga) kemungkinan akan tertunda hingga ada sinyal yang lebih jelas dari data inflasi dan pasar tenaga kerja. The Fed menegaskan tidak akan bertindak pre-emptive dan menunggu perkembangan data ekonomi terbaru sebelum mengambil langkah lanjutan. Sejauh ini kebijakan bank sentral AS diperkirakan baru akan berubah dengan penurunan 25 basis point pada Q2 2025. Sementara tahun ini pemangkasan diperkirakan dalam kisaran 50 hingga 100 basis point.

 PT Octa Investama Berjangka menyediakan pelatihan tanpa biaya untuk mempelajari pasar derivatif komoditas, mata uang asing, dan indeks saham luar negeri. OIB Pialang Berjangka berizin resmi dari Bappebti serta diawasi oleh OJK dan Bank Indonesia. Di samping itu Anda akan mendapatkan AKUN DEMO yang dapat digunakan untuk latihan bertransaksi terhadap produk tersebut di atas secara live. Kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut: https://client.octa.co.id/register

Disclaimer : Transaksi Perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi

 

pasang iklan di sini