octa vaganza

Promosikan Sarang Burung Walet, Indonesia Targetkan Perluasan Pasar Tiongkok

JAKARTA—Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun bersama Konsul Jenderal RI di Guangzhou, Gustanto, dan Atase Perdagangan KBRI Beijing Marina Novira, menghadiri rangkaian kegiatan the 2020 China Bird’s Nest Industry Annual Conference pada 27 sampai 30 Oktober 2020 di Xiamen, Provinsi Fujian, Tiongkok.

Kehadiran keduanya atas undangan China Agricultural Wholesale Market Association (CAWA). Dubes diminta menjadi  keynote speech  mempromosikan sarang burung walet Indonesia.

“Indonesia menjadi produsen terbesar sarang burung walet dunia. Sementara Tiongkok merupakan konsumen terbesar burung walet,” kata Djauhari melalui siaran persnya, Jumat (30/10/20).

Dubes mencatat dari Januari hingga Agustus 2020, Tiongkok mengimpor sarang burung walet senilai 275,7 juta dolar AS. Sebanyak 73,7 persen di antaranya berasal dari Indonesia dengan total nilai impor sebesar 203 juta dolar AS.

Angka itu meningkat 90,3 persen dibandingkan impor sarang burung walet Tiongkok dari Indonesia pada periode sama 2019.  Djauhar berharap meningkatkan kerja sama.

“Saya percaya, masyarakat China sangat menyukai the Caviar of the East dari Indonesia ini,” kata Djauhari  di depan lebih dari 300 peserta acara puncak kegiatan konferensi tahunan tersebut.

Dubes bersama rombongan juga mengunjungi dua pabrik importir dan pengolahan sarang burung walet Indonesia yang besar di China, yakni, Da Zhou Xin Yan (Xiamen) Bio-tech Co Ltd, yang menggunakan 90 persen produk olahannya dari sarang burung walet asal Indonesia.

Pabrik kedua yaitu Xiamen Yan Palace Seelong Food Co Ltd, yang menggunakan 100 persen produk olahan dari sarang burung walet Indonesia.

Dalam kunjungannya ke Xiamen Yan Palace Seelong Food Co Ltd, Djauhari bersama Chairman dari perusahaan itu Huang Jian menyaksikan penandatanganan Letter of Intent for Purchase (LOI), antara General Manager of Production Center Huang Danyan dengan Atase Perdagangan KBRI Beijing Marina Novira Anggraini. Dalam LOI, disebutkan, perusahaan tersebut akan mengimpor sebanyak 80 ton sarang burung walet Indonesia senilai 150 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,2 triliun pada 2021.

Saat ini tercatat baru 23 perusahaan sarang burung walet yang terdaftar di China Custom dan secara resmi dapat mengekspor ke negeri tirai bambu itu. Djauhari mengatakan, Indonesia  masih membahas secara intens dengan pemerintah Tiongkok, agar penambahan 13 perusahaan yang telah diinspeksi oleh mereka pada Desember tahun lalu.

Begitu juga dengan permohonan izin peningkatan kapasitas volume ekspor dari seluruh perusahaan terdaftar dapat segera selesai, sehingga nilai ekspor produk sarang burung walet dapat bertambah, mengingat demand yang sangat sigifikan di Tiongkok.

Selain menyampaikan gagasan upaya peningkatan kerja sama antara dua negara di bidang ekspor sarang burung walet, dalam paparannya, Dubes juga mengajak seluruh peserta konferensi dan anggota CAWA mengikuti Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition 2020 (TEI–VE 2020). Acara itu akan berlangsung pada 10 sampai 16 November 2020 secara daring.

Exit mobile version