
PeluangNews, Yogyakarta – Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 1446 H/2025 semakin dekat. Umat Islam tengah bersiap memenuhi segala kebutuhan di hari kemenangan itu.
Baik pusat perbelanjaan, swalayan, maupun pasar tradisional mulai ramai oleh pengunjung yang berbelanja. Situasi dan kondisi ini mengundang perhatian dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Akhmad Akbar Susamto
Dia mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan menjelang Lebaran agar tidak terjebak berbelanja impulsif akibat promo dan diskon besar-besaran.
“Jangan belanja ketika kita sedang lapar baik lapar fisik maupun lapar pikiran. Mencari promo itu tidak apa-apa, tetapi jika tidak butuh mengapa harus membeli,” ujar Akbar dalam keterangannya di Yogyakarta, Sabtu (22/4/2025).
Dia menyoroti kemudahan transaksi digital dan layanan paylater yang semakin mendorong kebiasaan konsumtif.
Menurut Akbar, banyak orang tergiur promo tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya, sehingga pengeluaran membengkak.
“Perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh barang apa saja yang akan kita belanjakan dan sumber pendapatannya dari mana saja,” kata dia.
Dia lmenyarankan untuk menyusun daftar kebutuhan sebelum berbelanja dan mengurutkan berdasarkan tingkat urgensi dengan membedakan kebutuhan yang benar-benar penting dengan yang bisa ditunda.
“Sebelum merancang pengeluaran, diperlukan penentuan kebutuhan yang mana yang mendesak dan yang tidak mendesak. Kemudian, beberapa kebutuhan ini diurutkan mulai dari yang paling wajib dibeli hingga yang bisa ditunda,” ujar dia.
Akbar juga mengingatkan bahwa perayaan Lebaran seharusnya tidak menjadi alasan untuk menguras tabungan demi keinginan konsumtif.
Dia menyarankan masyarakat mengalokasikan dana dengan bijak, termasuk untuk keperluan sosial seperti sedekah.
“Jangan sampai kemudian kita melakukan hal-hal yang less urgent itu dengan tabungan yang sebenarnya sudah kita simpan jauh-jauh hari untuk hal-hal yang lebih penting, yang mendesak, dan yang darurat,” imbuhnya.
Akbar menekankan pentingnya pemanfaatan tunjangan hari raya (THR) secara bijak agar tidak mengganggu keuangan setelah Lebaran.
“Jangan sampai kita menggunakan tabungan untuk membeli hal-hal yang tidak mendesak karena sifat THR itu sebagai tunjangan untuk merayakan hari raya. Jadi, perlu berhati-hati untuk menghitung perencanaan keuangan,” tutur dia, menambahkan. []