Site icon Peluang News

Program Makmur Tingkatkan Produktivitas Tebu Indonesia

Jakarta (Peluang) : Produktivitas komoditas tebu di sentra pertanaman Desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Subang, Jawa Barat, tercatat naik 73 persen dari semula 60 ton per hektare (ha) menjadi 104 ton per ha. Naiknya produktivitas tebu ini setelah para petani di desa tersebut mendapatkan pendampingan intensif penggunaan pupuk nonsubsidi melalui program Makmur BUMN.

Program Makmur yang diluncurkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada Agustus 2021, memberikan pengawasan dan pendampingan kepada petani, mulai dari permodalan, pengelolaan budidaya tanaman, digital framing, mekanisme pertanian, perlindungan risiko pertanian, hingga kepastian pembelian dengan harga kompetitif.

Dalam proses budidaya tanaman, petani menggunakan pupuk nonsubsidi secara tepat. Harga pupuk NPK yang digunakan dalam program Makmur mencapai Rp 12.072 per kilogram atau jauh di atas rata-rata harga pupuk subsidi.

Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia, Nugroho Christijanto menyatakan program Makmur berhasil meningkatkan produktivitas tanaman tebu dari 60 ton menjadi 104 ton per hektare atau mengalami peningkatan sebesar 73 persen.

“Meningkatnya produktivitas tebu membuat pendapatan petani mengalami kenaikan sebesar 271 persen, yaitu dari 7,06 juta per hektare menjadi Rp 26,2 juta per hektare. Hal ini tidak lepas dari peran semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam ekosistem Makmur,” kata Nugroho.

Ia menjelaskan, hingga Juli 2022 program Makmur telah terlaksana di atas lahan seluas 184.305 hektare atau 73 persen dari target 250 ribu hektare pada akhir tahun 2022, dengan jumlah petani binaan sebanyak 94.431 orang.

Dari total lahan seluas 184.305 hektare tersebut, lahan varian tebu pada program Makmur sudah terimplementasi seluas 45.532 hektare atau 41 persen dari target yang ditetapkan yakni 110.000 hektare dengan melibatkan sebanyak 8.686 orang petani. Sementara sisanya untuk komoditas padi, jagung, kopi, bawang merah, bawang putih, kelapa sawit, hortikultura, dan lainnya.

“Data kami, program Makmur meningkatkan produktivitas rata-rata hingga 40 persen. Program ini paling banyak menyasar petani tebu, padi, jagung, bawang putih, dan bawang merah,” ujar Nugroho.

Direktur Utama Pupuk Kujang Cikampek, Maryadi menambahkan dengan peningkatan produktivitas, pendapatan petani juga tercatat naik 72 persen dari semula hanya Rp 33 juta per ha menjadi Rp 57,2 juta per ha. Sementara, untuk rata-rata laba bersih naik dari Rp 7 juta per ha menjadi Rp 26,2 juta per ha.

“Peningkatan pendapatan dan keuntungan diperoleh dengan harga jual yang sama sebesar Rp 550 ribu per ton. Adapun, program Makmur di Subang dijalankan pada lahan seluas 3.367 ha,” ujar Maryadi.

Lebih lanjut ia menyampaikan, pihaknya membuat pupuk NPK khusus tebu untuk memudahkan petani. NPK Tebu Pupuk Kujang memiliki formula nitrogen (21), fosfor ( 9), kalsium (15) serta ada penambahan surfur (S) dan seng (Zn).

“Jadi pupuknya juga khusus, yaitu NPK costum 21-9-15 plus sulfur dan zinc sesuai dengan karakteristik wilayah Subang. Formula pupuk NPK ini membuat tebu bisa tumbuh lebih maksimal, berbatang jangkung dan rendemen gula menjadi lebih banyak,” jelas Maryadi.

Menurutnya, peningkatan produktivitas menjadi bukti adanya hasil terhadap perbaikan komoditas tebu. Ia berharap melalui program Makmur ini kesejahteran petani tebu Indonesia lebih meningkat lagi.

Exit mobile version