Peluang News, Jakarta –
Bank Mandiri memacu penyaluran kredit ke pelaku usaha pada ekosistem pangan sebagai bagian dari upaya bank tersebut mendukung program Makan Bergizi Gratis yang menjadi program andalan pemerintahan Kabinet Merah Putih.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan dukungan terhadap pelaku usaha pangan itu merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung ekonomi kerakyatan sekaligus mendorong pertumbuhan berkelanjutan di berbagai sektor.
“Untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis, Kami tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga menyiapkan solusi bagi pelaku usaha yang ada di rantai pasok pangan,” ujarya Jumat (6/12).
Hingga September 2024, Bank Mandiri menyalurkan kredit ke sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar Rp128,6 triliun, tumbuh 14% secara year on year (yoy). Sementara pembiayaan ke industri pengolahan pangan juga tumbuh 16,7% secara yoy menjadi Rp63,8 triliun.
Darmawan mengatakan dukungan terhadap pelaku usaha pada ekosistem pangan juga diberikan dalam bentuk teknologi perbankan digital melalui lebih dari 100 ribu Mandiri Agen. Dengan layanan ini, pelaku UKMK dalam ekosistem pangan dapat mengakses layanan perbankan dengan lebih mudah.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), Bank Mandiri juga mendorong peningkatan kapasitas petani, salah satunya melalui pembangunan Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) di Kabupaten Jembrana, Bali, dengan kapasitas produksi sebesar 24 ton beras per hari. Fasilitas serupa sebelumnya telah dikembangkan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
“Fasilitas semacam ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan petani lokal, sekaligus menciptakan rantai nilai yang lebih kompetitif,” jelasnya.
Program Makan Bergizi Gratis akan dimulai pada Januari 2025. Pada tahap awal, program ini menargetkan 3 juta anak di seluruh Indonesia. Uji coba program tersebut akan dimulai pada Desember 2024 di 150 lokasi. Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk Program Makan Bergizi Gratis sebesar Rp71 triliun untuk tahun 2025.
