
PeluangNews, Jakarta-Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat terus bergulir di Kabupaten Bojonegoro melalui program penguatan ekonomi berbasis potensi lokal. SKK Migas bersama ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menjalankan Program Ayam Petelur Keluarga Pra-Sejahtera Produktif sebagai bentuk dukungan terhadap Gerakan Ayam Petelur Mandiri (Gayatri) — program prioritas Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam pengentasan kemiskinan dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.
Program ini menyasar 400 keluarga pra-sejahtera produktif di 16 desa dan 3 kecamatan di sekitar wilayah operasi EMCL. Sebanyak 21.600 ekor ayam petelur dibagikan secara bertahap, lengkap dengan kandang, pakan, dan pendampingan teknis dari lima lembaga mitra, yakni Lima 2B, LSM Gemuruh, Alas Institute, Bappeka, dan Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro.
Setiap keluarga penerima manfaat akan mengelola 54 ayam petelur serta mendapatkan pelatihan dalam pemeliharaan unggas, manajemen produksi telur, dan pemasaran hasil produksi. Pendampingan dilakukan selama lima bulan untuk memastikan usaha berjalan berkelanjutan sekaligus membentuk ekosistem ekonomi lokal, seperti jejaring pakan, pengolahan, hingga distribusi telur.
“Kami mendorong hadirnya aktivitas ekonomi yang produktif dan mandiri. Program ayam petelur ini dirancang tidak hanya sebagai bantuan, tetapi sebagai peluang tumbuhnya usaha keluarga,” ujar Muhammad Nurdin, Senior Vice President EMCL, dalam Kunjungan Lapangan Media SKK Migas KKKS ke Bojonegoro, Selasa (4/11).
Dalam pelaksanaannya, penerima manfaat turut berkontribusi menyiapkan rangka atap kandang, sementara material atap disediakan oleh program. Lokasi kandang disesuaikan dengan kondisi lahan masing-masing peserta untuk menjaga keamanan, kesehatan, serta aspek ramah lingkungan.
Kepala Desa Gayam, Winto, menyambut baik program ini yang dimulai di desanya. Menurutnya, inisiatif tersebut sejalan dengan visi pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat. “Kami yakin program Gayatri akan memberi manfaat yang baik dan berkelanjutan,” ujarnya.
Salah satu penerima manfaat dari Desa Gayam, Sutrisno, mengaku senang dengan program ini. “Seneng dibantu Pak Bupati, SKK Migas dan EMCL. Ayam petelur kaya gini mudah, hasilnya bagus. Kami akan jaga betul-betul ayamnya, InsyaAllah akan terus berkembang. Jual telurnya, jangan ayamnya,” katanya.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Heru Setyadi, mengapresiasi kontribusi EMCL terhadap masyarakat. “Kolaborasi antara SKK Migas dan EMCL di Banyu Urip memperlihatkan bahwa industri hulu migas dapat berjalan seiring dengan pembangunan masyarakat. Ini mencerminkan peran strategis industri migas dalam meningkatkan kualitas hidup dan menjaga keberlanjutan pembangunan di wilayah operasi,” tuturnya.








