hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Produsen Tahu dan Tempe di DKI Mogok, Protes Kenaikan Harga Kedelai

JAKARTA—Tempe dan tahu menghilang di sejumlah warung makan, serta pedagang makanan lain seperti gado-gado. Kami hanya menemukan pisang goreng di tempat yang biasa jualan gorengan.  Menurut para pedagang, kedua jenis makanan  ini hilang sejak produsen tempe dan tahu melakukan mogok produksi yang dilangsungkan sejak  Jumat (1/2/21).

Meskipun demikian masih ada yang mempunyai persedian tahu dan tempe, namun tidak tahu sampai kapan stoknya. “Beruntung saya masih stok tahu kemarin,” ujar Budi seorang pedagang gado-gado di kawasan Depok, Jawa Barat ketika ditemui Peluang, Sabtu (2/1/21).

Produsen tahu dan tempe di DKI Jakarta melaksanakan ancamannya yang sudah dilayangkan beberapa hari lalu.  Mereka menuruti surat ajakan mogok produksi dan berjualan yang dikeluarkan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesi (Kopti), mereka memprotes tidak terkendalinya harga kedelai.

Mogok ini diikuti sekitar 5.000 pelaku Usaha Kecil Menengah yang tergabung di Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta. 

Sekretaris Puskopti DKI Jakarta Handoko Mulyo menyampaikan, aksi yang akan dilakukan hingga 3 Januari 2020 tersebut merupakan bentuk protes terhadap kenaikan harga bahan baku kedelai dari Rp7.200 menjadi Rp9.200 per kilogram (kg).

Aksi mogok produksi itu telah disampaikan kepada sekitar 5.000 produsen maupun pedagang tahu dan tempe di DKI Jakarta melalui surat nomor 01/Puskopti/DKI/XII/2020 yang dikeluarkan Puskopti DKI Jakarta pada 28 Desember 2020.

Selain di wilayah DKI Jakartam Handoko juga menyerukan mogok kepada jajaran pengurusnya di wilayah Provinsi Jawa Barat. Keputusan untuk menghentikan sementara proses produksi, disepakati jajaran pengurus Puskopti pada Kamis, 31 Desember 2020.
 
“Malam Sabtu sampai malam Minggu, 2 Januari 2021 semua tidak berjualan. Malam Senin pada 3 Januari 2021 sudah ada penjualan di pasar,” ucap dia, dalam keterangan persnya .
 
Puskopti meminta kepada seluruh anggota untuk menaikkan harga jual tahu dan tempe minimal 20 persen dari harga awal untuk mengantisipasi kerugian.
 
“Kami juga sudah berkomunikasi dengan jajaran pengurus di Jawa Barat agar kenaikan harga dilakukan secara kompak,” katanya.
 
Selama aksi mogok kerja berlangsung, seluruh anggota dilarang untuk berbuat anarkis atau melanggar aturan hukum (Van).
 

pasang iklan di sini