JAKARTA—Produsen sepeda lipat Kreuz asal Bandung bersiap melakukan ekspor ke sejumlah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, bahkan Australia. Keunggulan sepeda ini karena secara desain mirip dengan sepeda Brompton asal Inggris.
Deputri Dirktur PT Kreuz Bike Indonesia Hendri Supriadi mengatakan, pihaknya memang bertekat menjadikan produk Bandung mendunia. Untuk itu kapasitas produksi Kreuz terus ditingkatkan menjadi 160 unit per bulan, yang semula berkisar antara 10-15 unit sepeda lipat per bulan.
“Saat ini, kami sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak di luar negeri, dan akan melakukan ekspor ke beberapa negara seperti ke Singapura, Malaysia, dan Australia,” kata Hendri dalam pernyataan resmi dari Kemenperin, Rabu (10/2/21).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sendiri sudah memberikan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) bagi sepeda Kreuz.
Menteri Perindsutrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan kewajiban SNI memperoleh bagi produk sepeda roda dua tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 30 tahun 2018 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Sepeda Roda Dua Secara Wajib.
Aturan ini ditetapkan untuk meningkatkan daya saing industri nasional dan penciptaan persaingan usaha yang sehat dengan penerapan sistem manajemen mutu yang menjadi syarat untuk memperoleh SPPT SNI 1049:2008.
“Pemberlakuan SNI ini juga bertujuan untuk memastikan keamanan dan keselamatan pengguna sepeda roda dua,” kata Agus.
Kemeneperin mendorong industri sepeda lokal semakin berkembang serta mampu memanfaatkan peluang, karena permintaan sepeda di dalam negeri melonjak tajam khususnya di masa pandemi Covid-19 yang mencapai 8-9 juta unit.
Menteri meminta PT Kreuz Bike Indonesia selanjutnya dapat mendaftarkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produknya.
“TKDN sepeda lipat Kreuz sudah mencapai sekitar 70 persen, artinya cukup tinggi. Yang paling krusial dari sepeda adalah frame-nya, dan sudah bisa diproduksi sendiri oleh perusahaan,” tutupnya.