hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Produksi Perikanan Jateng Tembus 510 Ribu Ton

JEPARA—-Wakil Gubernur Jawa Tengah H Tej Yasin Maimoen mengungkapkan, produksi budi daya perikanan di provinsi tersebut menembus 510 ribu ton dari lahan seluas 60.147 hektare.

Sebagai catatan menurut Badan Pusat Statistik Daerah Jateng, toal produksi budi daya perikanan pada 2016 mencapai 462 ribu ton. 

Sementara volume ekspor perikanan Jateng pada semester I tahun 2019 mencapai 26.775 ton dengan nilai Rp1,59 triliun. Negara tujuan ekspor juga bertambah, sebelumnya atau tahun 2018 ada 32 negara tujuan, kemudian pada 2019 menjadi 36

“Terdapat lima komoditas unggulan perikanan di Jawa Tengah, yaitu lele, nila, bandeng, rumput laut dan udang vannamei,” ucap pria yang karib siapa Gus Yasin  saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo di Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Payau Jepara, Kamis (30/01/20).

Lanjut dia, dalam program 1 OPD 1 Desa Binaan, dinas memberdayakan masyarakat kurang mampu dengan memberikan bantuan bibit ikan, seperti nila dan lele.

“Masyarakat juga sekaligus dilatih membuat pakannya. Salah satunya dilakukan di Kebumen,” jelasnya.

Setelah bisa membuat pakan sendiri,masyarakat merasakan manfaatnya karena proses budidaya menjadi lebih hemat.

Mereka tidak perlu lagi membeli pakan di toko, dan ikan peliharaannya pun lebih cepat besar. Keuntungan lainnya adalah, mereka mendapat pesanan dari desa-desa sekitarnya.

“Setelah diberi benih dan dilatih membuat pakan, masyarakat bertanya lagi, “Pak ada bantuan lagi ndak?” Mereka bertanya, karena hasilnya mulai bisa dirasakan,” ucap Gus Yasin.

Lanjut dia, meningkatnya produksi perikanan budi daya, berpengaruh pada pendapatan pembudi daya ikan. Secara global, pada 2018, pendapatan pembudidaya ikan mencapai Rp44.955.518,32.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhie Prabowo memberi apresiasi terhadap perikanan budidaya Jateng. Menurut Edhy, masyarakat memang perlu disupport agar budidaya perikanan semakin maju.

“Ternyata masalah utama yang saya temukan, masyarakat mau membudidayakan, tetapi benihnya susah. Kalau jumlah benih, sebetulnya tidak perlu khawatir. Nanti kita hitung ulang,” kata dia.

Jika perlu, lanjutnya, negara memberikan bibit secara gratis di tempat sasaran yang potensial. Sehingga, tambak yang kosong terisi semua.

“Kalau benih gratis, saya yakin tambak-tambak yang ada akan terisi dengan mudah. Kalau benih tidak dibantu, pembudidaya untuk melangkah di awal saja sudah sulit. Setelah bibit, diiringi dengan pendampingan dan pelatihan,” pungkas Edhie

pasang iklan di sini