
PeluangNews, Jakarta — Wakil Ketua Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), Jona Widhagdo Putri, menyatakan bahwa produk pangan Indonesia, seperti hasil perikanan dan buah segar, memiliki potensi besar untuk memasuki pasar China. Hal ini didukung oleh kemudahan sistem kepabeanan melalui skema Authorized Economic Operator (AEO) yang kini terus disosialisasikan kepada pelaku usaha di kedua negara.
“Khususnya untuk produk Indonesia dengan masa simpan pendek seperti seafood, perikanan, dan buah-buahan segar. Dengan AEO, proses custom clearance-nya bisa dipercepat, sehingga produk bisa langsung masuk ke pasar Tiongkok (China) dalam kondisi prima,” ujar Jona seperti dilansir dari LKBN Antara, di Jakarta, Kamis (24/7/2025).
Ia menambahkan, percepatan proses kepabeanan ini krusial agar kualitas produk tetap terjaga hingga sampai ke tangan konsumen di China. Sistem AEO memungkinkan pengurangan hambatan administratif dan peningkatan efisiensi dalam distribusi lintas negara.
Selain sektor pangan, Jona juga menyoroti potensi besar dari produk kerajinan tangan yang dihasilkan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurutnya, pasar China membuka ruang luas bagi kerajinan berkualitas asal Indonesia, asalkan pelaku UMKM memahami mekanisme ekspor yang sesuai.
“Proses dalam AEO itu sudah terstruktur dengan sistem yang menjamin keamanan dan kepatuhan kedua negara. UMKM harus tangguh, tetapi kami di KIKT bersama Bea Cukai siap membimbing mereka agar lolos sistem dan tembus pasar luar negeri,” katanya.
Senada dengan Jona, Wakil Ketua Eksekutif Kamar Dagang China di Indonesia (China Chamber of Commerce), Liu Cheng, menilai bahwa prinsip kejujuran dan kemudahan yang menjadi dasar sistem AEO sangat cocok dengan kebutuhan pasar yang kompetitif seperti Indonesia.
“Pasar Indonesia sangat dinamis. Dengan sertifikasi AEO, perusahaan dapat memperoleh keunggulan dalam rantai pasok karena proses kepabeanan yang lebih efisien. Ini jelas merupakan terobosan penting,” ujar Liu.
Ia menegaskan bahwa China dan Indonesia merupakan mitra dagang strategis. Implementasi sistem AEO diyakini akan memperkuat sinergi dan memberikan jaminan dalam proses ekspor-impor kedua negara.
“Saya percaya, dengan kerja sama erat antara pemerintah, otoritas bea cukai, dan pelaku usaha, hubungan ekonomi Tiongkok-Indonesia akan naik ke level yang lebih tinggi, membawa manfaat bersama dan pertumbuhan yang berkelanjutan,” pungkasnya. (Aji)