
Peluang News, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan panen raya jagung secara langsung di Kabupaten Boalemo, Gorontalo, Senin (22/4/2024).
Dalam peninjauan ini, Jokowi memastikan bahwa produksi jagung nasional akan terus meningkat.
Selain itu, ia juga meminta agar para pihak dapat mengurangi ketergantungan jagung pada impor atau dari luar negeri.
“Apalagi, impor jagung nasional telah mengalami penurunan yang signifikan, dari 3,5 juta ton menjadi 400-450 ribu ton,” ucap Jokowi dalam peninjauan tersebut.
Selain itu, ia turut menyoroti terkait harga jagung yang kian menurun belakangan ini.
Menurutnya, meskipun impor jagung nasional mengalami penurunan, namun peningkatan terhadap harga jagung per kilogramnya tetap harus dilakukan.
“Pada tahun lalu bisa mencapai Rp8 ribu sekarang turun menjadi sekitar Rp4 ribu sampai Rp5 ribu per kilogram. Hal ini menunjukkan bahwa produksi kita melimpah. Namun, kita harapkan agar dua-duanya, yaitu agar produksinya naik, tetapi harganya juga bisa meningkat,” ungkapnya.
Selanjutnya, mantan Wali Kota Solo tersebut juga menekankan mengenai pentingnya pembelian oleh Bulog guna menjaga stabilitas harga dan pendapatan petani di tanah air.
Ia menyampaikan, situasi mengenai musim panas dan potensi gagal panen masih dapat terkontrol hingga saat ini.
Masih dalam peninjauan tersebut, Jokowi mengungkapkan kekagumannya terhadap lanskap pertanian di Boalemo yang didominasi oleh tanaman jagung dan kelapa.
Ia menegaskan, untuk mendukung peningkatan produktivitas di Indonesia, pihaknya telah menginstruksikan kepada Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman untuk memastikan ketersediaan bibit dan pupuk agar tepat waktu dan memadai.
Tak hanya itu, ia juga menitipkan pesan penting tentang pentingnya penerapan sistem terasering di area bukit untuk mencegah erosi dan sedimentasi.
“Jadi, kunjungan atau peninjauan ini merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam mendukung sektor pertanian dan kesejahteraan petani, serta sebagai upaya berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional,” tutur Presiden.
“Apalagi, kita melihat bahwa dari atas maupun setelah mendarat, penanaman jagung, terutama yang di bukit-bukit harus memakai sistem terasering karena di sungai saya lihat sedimentasinya sudah sangat coklat. Jadi, ini yang harus dilakukan, harus dimulai pelan-pelan,” tambahnya.