hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Praktikan Islam Rahmatan Lil Alamin

Dalam menyalurkan hibah rumah siap huni, Kopsyah BMI tidak pernah memandang unsur SARA. Ini dibuktikan saat keturunan Tionghoa yang non anggota menjadi salah satu penerima hibah rumah.

KOMITMEN Kopsyah BMI untuk memberikan hibah rumah siap huni (RSH) untuk anggota maupun non anggota tidak pernah surut. Sampai akhir Agustus lalu, sudah 104 unit RSH yang dibagikan secara gratis kepada mereka yang secara ekonomi kurang beruntung. Penyerahan rumah dilakukan di daerah Mauk, kabupaten Tangerang.

Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Kopsyah BMI mengatakan, hibah RSH merupakan salah bentuk tanggung jawab sosial koperasi. Sumber dana pembangunan rumah berasal dari zakat infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf). “Penyaluran hibah RSH oleh Kopsyah BMI kepada anggota maupun non anggota yang kurang mampu merupakan wujud dari peran koperasi dalam pemerataan ekonomi,” ujarnya.

Pada tahun ini, Kopsyah BMI menargetkan hibah RSH sebanyak  140 unit. Pengerjaan rumah dilakukan oleh mitra konstruksi yang berpengalaman dan kompeten. Dana pembangunan rumah mencapai Rp44,5 juta per unit.

Menariknya dalam pemberian hibah rumah gratis Kopsyah BMI benar-benar mempraktikan konsep Islam rahmatan lil alamin. Koperasi yang berkantor pusat di kawasan bisnis di Tangerang ini tidak memandang latar suku, agama, dan ras (SARA) dari penerima. Cukup memenuhi persyaratan seperti lahan milik sendiri dan kondisi rumah yang rusak maka akan segera dibangun rumah baru layak huni.

Seperti dialami pasangan suami istri, Abeng dan Tan Pin Nio, WNI keturunan Tionghoa. Pasangan itu merupakan penerima RSH ke-100 dari Kopsyah BMI. Penyerahan rumah telah dilakukan di desa Jatake, Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang beberapa waktu lalu.

Acara penyerahan tersebut turut dihadiri Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring, Pejabat Bupati Tangerang Komarudin Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tangerang Banteng Indarto, pegiat koperasi yang tergabung dalam Asosiasi Manager Koperasi Indonesia (AMKI) serta muspida setempat.

Program RSH yang dikembangkan Kopsyah BMI, kata Pejabat Bupati Tangerang Kamarudin, sejalan dengan kebijakan Pemda yang memang tengah berupaya membangun ribuan rumah tidak layak huni yang tersebar di Kabupaten Tangerang.

Masalahnya, untuk menyelesaikan pembangunan rumah tidak layak huni itu, pihak Pemda mengalami kendala anggaran terbatas, sehingga dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan Kopsyah BMI. Untuk itu, dia menawarkan pemanfaatan Unit Penggunaan Dana Bergulir (UPDB) Pemkab Tangerang yang diharapkan dapat menambah permodalan koperasi.

“Koperasi merupakan solusi dalam mendekati masyarakat yang tidak bisa mengakses permodalan terhadap lembaga keuangan formal, karenanya kami akan terus mendukung aktivitas Kopsyah BMI dan koperasi lainnya di Kabupaten Tangerang dalam memberdayakan ekonomi masyarakat,” tuturnya.

Sesmenkop UKM Meliadi Sembiring memberikan apresiasi  tinggi kepada Kopsyah BMI yang telah mampu membuktikan peran sosial koperasi terhadap  lingkungan sekitarnya. Program nyata untuk berbagi terhadap sesama itu, kata Meliadi, merupakan tren masa depan yang dikenal dengan istilah sociopreneur.

“Jadi pengusaha besar itu biasa, yang luar biasa adalah jika pengusaha itu bisa sukses bersama-sama dengan lingkungan atau masyarakat sekitarnya, dan Kopsyah BMI sudah memulai trend sociopreneur itu,” ujarnya.

Selain hibah rumah, aktivitas sosial (CSR) Kopsyah BMI yang lain adalah di bidang kesehatan dan pendidikan. Koperasi telah membangun sarana sanitasi bagi para anggota maupun non anggota sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan. Sementara di bidang pendidikan, memberikan beasiswa pendidikan sampai level perguruan tinggi kepada anak-anak anggota.

Aktivitas CSR yang dilakukan Kopsyah BMI layak menjadi inspirasi bagi koperasi lain di Indonesia. Dengan kerelaan berbagi kepada sesama dan memenuhi kebutuhan anggota maka kecintaan terhadap koperasi akan selalu terjaga. “Koperasi harus menjadi alat  perjuangan yang efektif untuk mendistribusikan keadilan sosial sebagai upaya menciptakan kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Kamaruddin.  (Drajat)