
PeluangNews, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto meminta para jaksa agar tidak mudah dilobi dan dikondisikan oleh para pelanggar peraturan.
Sebaliknya, seluruh jaksa, khususnya Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH), agar tidak ragu untuk menindak perusahaan yang melanggar aturan.
“Kita bentuk Satgas (PKH) terdiri dari banyak unsur penegak hukum, laksanakan tugas yang saya berikan. Jangan ragu-ragu, tidak pandang bulu, jangan mau dilobi sini, dilobi sana,” kata Prabowo usai menyaksikan penyerahan uang hasil denda atas pelanggaran administratif kawasan hutan di Gedung Bundar Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan, Rabu (23/12/2025).
Menurut Prabowo, negara ibarat badan manusia. Bila terus-menerus darahnya bocor, maka badan bisa kolaps.
“Berkali-kali saya katakan, negara itu ibarat badan manusia. Kekayaan, uang, dan segala kekayaan itu ibarat darah. Kalau badan manusia tiap hari bocor, bocor, bocor sekian CC, di ujungnya, badan itu kolaps,” ucap dia.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan hal tersebut tidak ada bedanya dengan kekayaan negara yang terus diselundupkan ke luar negeri.
Negara bisa kolaps karena kerugian-kerugian yang seharusnya bisa dirasakan masyarakat manfaatnya.
“Negara sama, di ujungnya kekayaan kita bocor, bocor, bocor, dirampok, dicuri, laporan palsu, under invoicing, pejabat disogok, nyelundup keluar, nyelundup ke dalam. Bagaimana negara bisa bertahan?” kata Presiden, mengingatkan.
Dia mengemukakan capaian Satgas PKH yang telah kembali menguasai lahan perkebunan seluas 4.081.560,58 hektare atau mencapai lebih dari 400% dari target selama 10 bulan terakhir, baru permulaan.
Sebab, lanjut Prabowo, penyimpangan yang terjadi dengan cara menerobos kawasan hutan yang tidak sesuai peruntukkannya sudah berjalan belasan hingga puluhan tahun.
“Saya kira ini bisa dikatakan baru ujung dari kerugian bangsa dan negara kita. Baru ujung, penyimpangan seperti ini sudah berjalan belasan tahun bahkan puluhan tahun,” ujarnya.
Dia mengatakan penyerobotan dilakukan oleh pengusaha serakah, yang menganut filosofi serakahnomics. Mereka berani melakukannya karena menganggap semua aparat negara bisa disogok.
“Ini yang saya sebut dilakukan oleh mereka-mereka yang menganut filosofi dan paham serakahnomics. Berani melecehkan, berani menghina Negara Kesatuan Republik Indonesia, menganggap sepele Pemerintah Republik Indonesia, menganggap pejabat-pejabat di tiap eselon bisa dibeli, bisa disogok, sehingga mereka leluasa berbuat sekehendak mereka,” katanya.
Atas dasar itulah, Presiden Prabowo mengingatkan Satgas agar menjadi orang yang berguna untuk masyarakat.
“Manusia mati meninggalkan nama. Lebih baik kita nanti dipanggil Tuhan, membela kebenaran, membela rakyat, menyelamatkan masa depan bangsa kita. Kita mulia, kita terhormat, kita pergi, kita menghadap Yang Maha Kuasa dengan ikhlas,” pungkas mantan Menteri Pertahanan itu.[]








