Peluang News, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto hari ini (Jumat, 11/4) dijadwalkan akan bertolak dari Ankara menuju Antalya, Turkiye, untuk menghadiri forum Antalya Diplomacy Forum.
Keikutsertaan Prabowo ke forum tersebut merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kenegaraan ke Timur Tengah dan Turkiye pada pekan ini.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, dalam keterangannya kepada awak media mengatakan pada Jumat sekitar pukul 11 waktu Ankara, Presiden akan bertolak ke Antalya untuk menghadiri Antalya Diplomacy Forum.
Antalya Diplomacy Forum tahun ini mengangkat tema diplomasi sebagai kekuatan penyeimbang di tengah meningkatnya fragmentasi global. Forum ini dihadiri oleh para pemimpin negara, diplomat, serta tokoh internasional dari berbagai belahan dunia.
“Antalya Diplomacy Forum tahun ini ingin agar diplomasi menjadi upaya kekuatan penyeimbang di tengah dunia yang semakin terfragmentasi,” ujarnya melalui keterangan pers yang dirilis hari ini (Jumat, 11/4).
Prabowo direncanakan akan menghadiri sesi pembukaan forum yang akan dihadiri pula oleh Presiden Republik Turkiye, Recep Tayyip Erdoğan, untuk memberikan sambutan utama. Selain itu, Prabowo juga akan menjadi pembicara dalam sesi khusus bertajuk ADF Talk, yang mempertemukan para pemimpin dunia untuk bertukar pandangan mengenai isu-isu global.
Usai rangkaian kegiatan di Antalya, Prabowo dijadwalkan melanjutkan lawatan luar negerinya menuju Kairo, Republik Arab Mesir, guna melanjutkan agenda diplomatik dengan negara-negara mitra strategis di kawasan Timur Tengah.
“Setelah kegiatan di Antalya, Bapak Presiden akan melanjutkan lawatan perjalanannya. Beliau akan menuju ke Kairo, Mesir,” ujar Yusuf.
Antalya Diplomacy Forum akan digelar mulai 11 April hingga 13 April dengan mengangkat tema “Reclaiming Diplomacy in a Fragmented World”.
Forum Diplomasi Antalya (ADF), yang akan diadakan untuk kedua kalinya tahun ini di Antalya, diperkirakan akan dihadiri oleh 15 pemimpin, termasuk 12 kepala negara, 3 kepala pemerintahan, 67 menteri, 6 wakil menteri dan eksekutif serta sekretaris dari 44 organisasi regional dan internasional, termasuk Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.