hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Daerah  

PPKM Darurat, Usaha Kuliner dan Hotel di Bandung Kembali Kena Imbas

BANDUNG—Pemilik sebuah rumah makan di kawasan Banceuy Willy Wijaya bersabar hati, ketika PPKM Darurat diterapkan untuk Jawa dan Bali, termasuk di Kota Bandung.  Dia tahu akibat kebiakan ini usaha rumah makan khas Melayu bakal mengalami penurunan omzet, namun di sisi lain dia sadar bahwa kebijakan itu untuk kebaikan bersama.

“Omzet menurun sampai 11 persen karena adanya larangan take dine (makan di dalam). Pada hari-hari pertama kebijakan diterapkan banyak yang datang, tapi pulang lagi, “ ujar Willy ketika dihubungi Peluang, Selasa (6/6/21).

Tidak tanggung-tanggung, Willy mengaku sudah mengantisipasi sejak awal. Karyawannya sudah diswab bertujuan agar konsumen juga terlindungi.  “Kami  memperkuat layanan take away dan daring dengan promosi di instagram,” ujar Willy.

Hal senada juga diungkapkan Garti, seorang pemilik roti bakar di kawasan Margahayu. Sekalipun tidak menyebut beberapa persen penurunannya, dia tetap bertahankan dengan mengandalkan penjualan secara daring  dengan menggunakan go food, grabfood dan shopeefood.

Sebelum panerapan PPKM Darurat, pada 25 Juni lalu Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung Jawa Barat mengungkapkan omzet 50 persen kafe dan restoran anjlok terimbas pandemi. Bahkan, sebagian sudah melakukan PHK hingga tutup.

Kafe dan restoran merupakan elemen pariwisata menjadi penyumbang pendapatan daerah (PAD) terbesar untuk Kota Bandung. Oleh karena itu, elemen pariwisata ini adalah penggerak roda perekonomian Kota Bandung.

Ketua AKAR PHRI Kota Bandung Arif Maulana mengatakan sejak pandemi, kafe dan restoran di Kota Bandung melakukan berbagai cara untuk bertahan dengan tetap mengikuti kebijakan pemerintah kota.

Sementara Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di  Kabupaten Bandung Barat, Eko Suprianto mengatakan, buka tutup wisata membuat PHRI harus kembali merumahkan ribuan karyawan.

PHRI KBB  mencatta sekitar 4.100 karyawan hotel dan restoran serta wisata yang bakal dirumahkan dari total 4.600 karyawan yang bekerja di waktu normal (Van).

pasang iklan di sini