JAKARTA—PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) menyampaikan mengekspor 120 ton kopi dari Bandar Lampung ke Mesir, Desember 2021 ini.
Ekspor kopi ini masih terurs berlanjut ke negeri piramid ini secara berskala pada 2022 didukung perjanjian kontrak sebanyak 600 ton.
Terhitung sejak September-Desember 2021, nilainya setara dengan 1,2 juta dolar atau setara Rp17,21 miliar (kurs Rp14.346).
Direktur Utama PPI Nina Sulistyowati mengatakan pihaknya menggandeng petani lokal yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mengekspos potensi komoditi Indonesia untuk memenuhi permintaan kopi di luar negeri.
Periode September sampai Desember ini PPI mengambil jenis kopi robusta yang tumbuh di wilayah Lampung dan Sumatera Selatan.
“Kopi dari kawasan ini memiliki cita rasa unik yang dipengaruhi oleh cara pengolahannya dan kekhasan iklim daerah,” ujar Nina dalam keterangan tertulis, Minggu (26/12/21).
PPI memantau potensi komoditas yang dimiliki Indonesia untuk dibawa ke pasar Internasional. Nina mengaku sudah melakukan pembicaraan terhadap beberapa negara yang memiliki minat cukup besar kepada kopi Indonesia.
Direktur Komersial dan Pengembangan PPI Andry Tanudjaja menambahkan bahwa ekspor kopi yang sudah berjalan jadi momentum pengembangan ekspor. Ekspor ini sebagai salah satu stagging dalam strategic initiative new PPI pascamerger dengan Bhanda Ghara Reksa (BGR).
Ketua Dewan Kopi Nusantara mengatakan PPI memiliki produk kopi dengan brand Covare yang dihasilkan oleh petani Indonesia dari berbagai daerah, dengan varian seperti Aceh Gayo, Sumatera Mandailing, Sumatera Toba, Papua Blend, dan Papua Wamena. Selain itu juga offtaker seluruh kopi-kopi dari wilayah Indonesia yang terkenal kualitasnya di mancanegara.
Trend kopi di Mesir, tidak lepas dari kerja sama yang telah dilakukan selama ini. Indonesia menjadi peringkat pertama pengekspor kopi di Mesir dengan presentase 54%. PPI sangat optimis sinergi ini akan terus meningkat antara petani, buyers, dan pihak yang berkaitan,” jelasnya.
Ke depan, Indonesia melalui PPI disebut akan mengembangkan ekspor-ekspor lain ke Mesir dengan produk pertanian lainnya seperti rempah-rempah, pala, lengkuas, kayu manis, kapulaga, dan juga potensi perikanan dan hasil laut.
“Kami berharap pola penguatan rantai pasok pangan akan menyeluruh. PPI berperan mulai dari offtake kemitraan kepada petani, nelayan, peternak, UMKM, hingga hilirisasi (dalam negeri dan luar negeri),” ujar Andry.