hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Potensi Industri Mamin Halal Indonesia Terus Meningkat

Jakarta (Peluang) : Industri makanan dan minuman (mamin) halal di Indonesia sangat prospektif. 

Menurut laporan harian Halal Market Reports Tahun 2021-2022, Indonesia memiliki market size terbesar di dunia yaitu mencapai 135 miliar dolar AS atau di kisaran Rp 1.958 triliun.

Direktur Treasury and International Banking PT Bank Syariah Indonesia Tbk., Moh. Adib mengatakan,  nilai yang besar tersebut masih menempatkan Indonesia di posisi kedua di bawah Malaysia pada pemeringkatan segmen halal food pada Global Islamic Economy Indicator Score 2022. 

Besarnya potensi bisnis industri makanan dan minuman halal ini menjadikan industri tersebut salah satu sektor halal prioritas untuk dikembangkan terlebih dahulu.

“Tidak hanya dari sudut pandang besarnya kebutuhan atau permintaan akan produk makanan dan minuman halal, tetapi juga karena pengembangan sektor makanan dan minuman ini menjadi salah satu upaya dalam mendukung penguatan ketahanan pangan,” ujar Adib dalam rilisnya, Selasa (27/9/2022) pada diskusi virtual ‘Membangun Industri Makanan & Minuman Halal Dalam Negeri serta Dukungan Perbankan Syariah’.

Menurutnya, pengembangan industri makanan dan minuman halal di Indonesia bukanlah tanpa tantangan. 

Saat ini, industri pengolahan nasional secara umum masih bergantung pada impor. Sekitar 71 persen dari total impor Indonesia merupakan impor bahan baku dan barang antara atau pendukung industri pengolahan.

Sementara pengembangan industri makanan dan minuman halal sangat bergantung pada halal tidaknya seluruh proses produksinya.

“Termasuk jaminan halal di sepanjang supply chain dari hulu ke hilirnya,” ujar Adib.

Sejatinya, kata Adib, pengembangan industri halal ini dapat direalisasikan dengan mengurangi ketergantungan impor dan membangun industrinya dari hulu ke hilir di dalam negeri. 

“Upaya lain yakni melakukan sertifikasi halal di setiap produk dan bahan baku dalam proses produksi dan rantai pasok,” ujar Adib.

Dengan strategi tersebut diharapkan menjadi peluang dalam mendorong pertumbuhan  industri makanan dan minuman hingga ke segmen industri kecil dan menengah.

“Artinya potensi besar di industri ini tidak hanya menjadi peluang bagi korporasi besar,” kata Adib.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menyatakan bahwa perlunya Indonesia memanfaatkan keberadaan kawasan industri.

Salah satunya seperti yang berlokasi di Batam untuk mendorong kemandirian industri dalam negeri dengan menghubungkan basis produksi lokal dengan global halal value chain.

“Diharapkan, perbankan syariah juga dapat berkontribusi aktif dalam merealisasikan strategi pembangunan industri makanan dan minuman halal di dalam negeri,” tandas Susiwijono.

pasang iklan di sini