YOGYAKARTA—-Budi daya sarang burung walet berpotensi menjadi bisnis yang menjanjikan. Satu kilogram sarang burung walet berkisar antara Rp8 hingga Rp10 juta. Saat ini banyak pertani di Kalimantan dan Sumatera beralih menjadi pembudidaya burung walet.
Demikian dikatakan Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus, usai membuka seminar nasional burung walet yang bertajuk Potensi Bisnis dan Keilmuan Budidaya Burung Walet di Indonesia, Kamis (17/10/19) di Ruang Auditorium Fakultas Peternakan UGM.
Lanjut dia, Indonesia saat ini dikenal sebagai pemasok terbesar sarang burung walet yang sebagian besar diekspor ke China. Ekspor sarang burung walet Indonesia ke berbagai negara pada 2018 tercatat mencapai Rp40 triliun.
Sayangnya tidak banyak masyarakat mengerti cara budi daya sarang burung dan mengetahui manfaat dari konsumsi sarang burung walet tersebut. “
“Kita itu pengekspor terbesar di dunia tapi ilmu dan teknologi dikuasai pengusaha walet saja, dunia akademik belum banyak melakukan riset dan pengembangan soal ini,” ungkap Ali Agus seperti dilansir laman UGM.
Ali mengatakan kini UGM bekerja sama dengan para pengusaha walet, menggarap penelitian tentang budi daya sarang burung walet. Lewat penelitian ini nantinya publik dapat mengetahui standardisasi dan manfaat kesehatan dari sarang burung walet tersebut.
Sementara Konsultan Walet Asia Tenggara, Arief Budiman, mengapresiasi apabila pihak kampus mau meneliti burung walet ini. Selama puluhan tahun berkecimpung di bisnis sarang burung walet sangat sedikit kampus yang melakukan riset.
“Dari dulu saya merindukan walet itu masuk kampus, apalagi jarang ada penelitian tentang walet,” katanya.
Menurutnya, investasi bisnis budi daya sarang walet cukup membangun gedung atau rumah sarang walet. Dari pengalamannya membina petani walet, ada yang membangun gedung sarang walet dengan biaya 100 hingga 200 juta rupiah, namun ada juga yang hanya mengandalkan rumah papan.
“Tidak perlu mahal bikin gedung walet, di Kalimantan pakai dinding kayu ukuran 4×4 atau 4×6 meter persegi asal suhu dan kelembaban terjaga,” katanya.
Arief menuturkan sarang burung walet yang dipanen adalah hasil sarang walet yang terbuat dari air liurnya. Namun, untuk mengundang burung walet datang saat ini cukup menggunakan suara.
“Sudah ada teknologi menggunakan suara untuk memanggil walet,” pungkasnya.