
PeluangNews, Jakarta-Peneliti Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler (PR EPS) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Istriningsih, mempresentasikan model pengembangan agroindustri gula semut berbasis nira aren untuk meningkatkan nilai tambah dan ekonomi lokal di Jawa Tengah.
“Industri gula semut basisnya adalah nira aren. Fungsinya untuk meningkatkan nilai tambah bagi rumah tangga atau ekonomi lokal di Jawa Tengah,” jelas Istriningsih dalam rangkaian acara Pareto 2025, Jumat (8/8), yang diisi dengan berbagai paparan rumah program di Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN.
Ia mengungkapkan, permintaan gula semut di Indonesia mencapai 20 ton per bulan. “Kapasitas produksi dalam negeri baru sekitar 5–10 ton per bulan. Artinya, permintaan pasar dalam negeri masih terbuka lebar,” ujarnya.
Menurutnya, potensi pasar ekspor juga besar. “Kontribusi Indonesia di pasar global baru 3%, sehingga peluang pengembangan masih sangat luas,” tambahnya.
Namun, ia menyoroti berbagai persoalan yang dihadapi industri ini. “Ketersediaan bahan baku semakin menurun setiap tahun. Proses produksi masih sederhana, kualitas produk belum seragam, peralatan yang digunakan terbatas, dan pemasaran masih minim,” terangnya.
Istriningsih menjelaskan, penelitian yang dilakukan bertujuan memetakan kondisi rantai pasok gula semut aren di Kabupaten Temanggung. “Setelah mendapatkan peta kondisi eksisting, kami akan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki ke depannya,” pungkasnya.