PADA awal tahun 2010, General Maritime Corp. mengambil pinjaman yang cukup besar untuk membeli 7 tanker senilai US$620 juta. Ambisi ini didasari indikator bahwa industri transportasi mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun, saat kapal-kapal dikirimkan, proses pemulihan nyatanya mengendor. Mau tak mau, perusahaan harus melakukan kebijakan pengetatan. Perusahaan mendapatkan pinjaman US$200 juta, tapi jumlah tersebut tidak cukup untuk bertahan.
General Maritime Corporation mengoperasikan pengangkutan tanker minyak mentah. Sebagian besar di Samudera Atlantik dan Karibia, Mediterania, Laut Hitam, dan Laut Utara. Didirikan tahun 1997 oleh CEO saat ini Peter Georgiopoulos, pada 2004 perusahaan adalah operator kapal tanker ukuran menengah (berdasarkan kapasitas kargo) terbesar kedua. Pada tahun 2003, pendapatan kotor GMC sebesar US$454 juta, dan mereka mempekerjakan 345 karyawan.
Perusahaan mengajukan perlindungan kebangkrutan (Bab 11) pada 17 November 2011. Saat itu industri perkapalan tengah bergulat dengan kelebihan pasokan dan menipisnya pendapatan. Pada April 2012, General Maritime keluar dari kebangkrutan berkat investasi dari Oaktree Capital Management. Oaktree akan menginvestasi ekuitas US$175 juta dalam GMC dan mengkonversi utang perusahaan menjadi ekuitas. Dalam pengajuan pengadilan pada 30 September, perusahaan mencatat total aset US$1,72 miliar dan kewajiban US$1,41 miliar, dan 1.137 karyawan.
General Maritime adalah pemiliki tanker minyak terbesar kedua di AS. Operator itu ikut menderita akibat turunnya permintaan minyak, rendahnya biaya dan kelebihan suplai kapal. General Maritime juga telah menerima komitmen hingga US$100 juta dalam pembiayaan debitur kepemilikan (DIP) baru dari sekelompok pemberi pinjaman yang dipimpin oleh Nordea Bank Finland. Perusahaan yang berbasis di New York itu mengatakan, jumlah awal pembiayaan DIP adalah US$75 juta.●(dd)