KOPERASI Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Tunas Artha Mandiri Syariah (TAM) mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2017 dengan peningkatan usaha dan jumlah anggota. Kinerja asetnya (year on year) tumbuh 9,1% dari Rp 545,5 miliar menjadi Rp 594,9 miliar. Kenaikan tersebut dipicu oleh jumlah anggota yang dalam periode sama tumbuh signifikan dari 57.661 orang menjadi 98.133 orang per Desember 2017. Seiring dengan itu, pembiayaan (murabah) pun ikut terdongkrak dari Rp 363,8 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp 563,1 miliar pada tahun 2017, melonjak sebesar 54,7% . Sedangkan laba bersih Rp 6,037 miliar, naik 10,57% dibanding tahun 2016 sebesar Rp5,460 miliar.
“Mengacu pada kinerja membaik itu, tahun ini TAM menargetkan pertumbuhan aset 10% dan pembukaan cabang baru di Kalimantan,” kata Ketua KSPPS TAM Syariah Imam Mukayat Syah dalam RAT Tahun Buku 2017, Kamis (12/4/18) di Nganjuk, Jawa Timur. RAT yang digelar dengan pameran produk UKM binaan TAM itu dibuka oleh Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga. Hadir pada kesempatan itu Sekjen Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas, Bupati Nganjuk Plt Abdul Wahid Badrus, Kadiskop Jatim Mas Purnomo Hadi, Kapolres dan Dandim Kabupaten Nganjuk.
KSPPS TAM berdiri pada tahun 2009 yang merupakan amalgamasi antara KSP Tunas Artha (Jabar) dengan KSP Tunas Jaya (Jateng). Karenanya tidak heran jika dalam waktu dekat jumlah anggotanya menyebar di berbagai daerah terutama Jabar dan Jateng. Imam Mukayat mengatakan, RAT yang digelar di kantor Pusat KSPPS TAM ini merupakan kelanjutan dari RAT yang sudah digelar sebelumnya di kantor cabang koperasi ini. “Sejak Januari hingga Maret 2018 kami telah menggelar RAT secara berkesinambungan di 52 kantor cabang yang tersebar di berbagai kabupaten. Hal ini sebagai cerminan dari keterlibatan dan partisipasi anggota memberikan masukan bagi perkembangan koperasi ke depan,” tutur Mukayat.
TRANSFORMASI LEMBAGA
Sukses koperasi ini tidak lepas dari strategi operasional yang dilakukan pengurus yaitu dengan mengubah pola pasar konvesional menjadi syariah. Kendati KSP pola syariah masih baru di Indonesia, namun dari sisi kualitas mampu mengalahkan KSP konvensional. Hal ini tentunya tidak dipisahkan dengan jumlah masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Data Bank Indonesia menyebutkan potensi bisnis syariah, baik perbankan, asuransi dan investasi secara nasional mencapai nilai Rp527 triliun. Sedangkan, potensi ekonomi syariah global berdasar data Global Islamic Index, mencapai US$ 6,38 triliun hingga 2021.
Besarnya peluang bisnis syariah tersebut agaknya ditangkap secara jitu oleh Imam Mukayat dengan mengkonversi TAM menjadi pola syariah. Hasilnya memang menggembirakan dengan melonjaknya jumlah anggota dan sebaran kantor cabang.
“Naiknya jumlah anggota yang relatif besar menunjukkan bahwa masyarakat makin percaya kepada kami, apalagi setelah TAM mengkonversi pola konvensional menjadi syariah,” ujarnya kepada Majalah Peluang. Hadirnya Menteri Koperasi UKM dalam RAT KSPPS TAM Tahun Buku 2017 ini, kata Mukayat merupakan dukungan yang kuat untuk semakin gencar melakukan ekspansi usaha. Ia berharap sukses KSPPS TAM bisa menginspirasi koperasi lainnya agar semakin berjaya dan berkembang. (Fat/Irm)