ANDALKAN tiga bisnis utama, yaitu simpan pinjam, Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) dan Persewaan, Pusat Koperasi Pegawai RI (PKPRI) DKI Jakarta sukses membukukan usaha melewati target. Faktor kehati-hatian dalam mengelola usaha, kata Ketua PKPRI DKI Jakarta, Hasanudin Bsy, menjadi kunci utama sekunder koperasi pegawai ini mampu eksist.
“Jika PKPRI DKI Jakarta tidak begitu menggebu dalam mengembangkan bisnis bisa dimaklumi, karena sebagai sekunder koperasi tugas kami lebih fokus pada konsolidasi dan mendorong bisnis Koperasi Primer (koprim) anggota,” ujarnya.
Dia mengemukan hal itu di sela Rapat Anggota Tahunan PKPRI ke 63, Rabu (9/5/18) di Jakarta. Sepanjang 2017 koperasi ini berhasil merealisasikan pendapatan mencapai Rp8,3 miliar, atau 104,13% dari target ditetapkan sebesar Rp7,9 miliar. Realisasi biaya/belanja sebesar Rp6, 7 miliar naik 101,79% dari target sebesar Rp6,2 miliar. Sedangkan realisasi SHU sebesar Rp 2 miliar naik 110,84% dari target Rp1, 8 miliar.
“Konstribusi pendapatan kotor yang paling besar dari dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dimiliki PKPRI DKI Jakarta, masing-masing Rp 1,9 miliar dan Rp3,6 miliar. Konstribusi dua SPBU ini sebesar 66,20 %,” kata Hasunuddin.
Jumlah anggota PKPRI DKI Jakarta per 31 Desember 2017 sebanyak 313 Koperasi Primer, tidak berubah dibanding tahun sebelumnya. (Yuni)