TIBA-TIBA saja di pinggir jalan hadir ‘konter’ Pizza Hut dadakan. Jumlahnya lebih banyak dari konter roti tawar yang mengaku lagi promo. Tampaknya, Pizza Hut menerapkan strategi jemput bola ke konsumen dengan mengerahkan pekerjanya menjajakan pizza di sejumlah titik di pinggiran jalan.
Ketika Pemprov DKI memberlakukan PSBB, sampai bulan lalu, konsumen tak diizinkan dine in atau makan di tempat. Setelah situasi berubah, yang diikuti dengan kebijakan PSBB transisi di DKI Jakarta, dine in kini sudah dibolehkan dengan kapasitas pengunjung 50% saja. Namun, Pizza Hut sampai saat ini berlanjut menerapkan strategi berjualan di pinggir jalan.
Apakah kebijakan telah dibolehkan dine in masih belum berdampak positif bagi perseroan? Pihak Pizza berdalih, “Kami mencoba menjemput bola ya, proaktif mendekatkan diri kepada costumer. Kami melakukan inovasi dalam bentuk pembuatan food truck sehingga kami bisa lebih mudah menjangkau ke daerah-daerah.”
Beberapa outlet mereka ditutup di beberapa tempat, meski alasan resminya “kami pindahkan”. Pizza Hut memang resto yang terdampak pandemi senasib dengan raksasa restoran lainnya di Indonesia, Pizza Hut mencatatkan rugi bersih Rp8,63 miliar pada 9 bulan pertama tahun ini, padahal periode yang sama tahun lalu masih meraihlaba bersih Rp149,24 miliar.
Terus, kira-kira sampai kapan Pizza menekuni program ngasong di trotoar?●
Ratnawati Dahliana
Denpasar, Bali