hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

PINJAMAN ONLINE ANTARA DICARI DAN DICACI

Kinerja finansial maupun nonfinansial perusahaan fintech terus tumbuh di tengah kritik dari sebagian pihak. Kehadirannya juga turut membantu keuangan inklusif.

Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pembiayaan diluar perbankan masih cukup tinggi. Ini dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah peminjam maupun pembiayaan yang disalurkan perusahaan financial technology (fintech) atau biasa disebut pinjaman online (pinjol).

Merujuk data OJK per Juni 2019, terdapat 113 pinjol resmi yang terdiri dari 107 pinjol konvensional dan 6 pinjol syariah. Jumlah peminjamnya (borrower) mencapai 9,74 entitas  atau melonjak 123,51% dari akhir 2018 sebanyak 8,75 juta peminjam. Sementara dari sisi pemberi dana (lender)juga mengalami kenaikan menjadi 498.824 entitas, atau naik 140,39% dari akhir tahun lalu 480.262 entitas. Outstanding pinjaman juga naik sebesar 68,53% dari akhir tahun lalu menjadi Rp8,50 triliun.

Berdasarkan Survey Sharing Vision Mei 2019 terhadap ratusan responden, meminjam di pinjol karena kemudahan (60%) dan kecepatan pengajuan (40%). Kecepatan menjadi kunci karena ditopang oleh teknologi. Dalam hal ini sebagian perusahaan pinjol menggunakan automasi, big data, credit scoring namun ada juga yang manual.

Meski demikian, pinjol juga mendapatkan sorotan negatif dari sebagian pihak. Ini terutama karena cara penagihan yang dilakukan ke konsumen yang dianggap melebihi asas kewajaran dan kepatutan. Selain itu, tingkat suku bunga yang diterapkan pun dinilai masih terlalu tinggi sehingga memberatkan masyarakat.

Terlepas dari hal tersebut, dengan target tingkat inklusi keuangan sebesar 75% di akhir tahun ini, kehadiran pinjol cukup membantu. Berdasar Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2016 oleh OJK indeks inklusi keuangan masih di level 67,82%. (Kur).

pasang iklan di sini