Berita  

Phapros Gandeng UMKM Tumbuhkan Ekonomi Nasional

Peluangnews, Jakarta – Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, PT Phapros Tbk yang merupakan bagian dari Holding BUMN farmasi menggandeng berbagai industri lain dari UMKM hingga industri sekala besar.

Baca : Industri Farmasi dan Alat Kesehatan Masuk Program Making Indonesia

Menurut Corporate Secretary PT Phapros Tbk, Zahmilia Akbar, Indonesia memiliki sumber daya yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan, utamanya melalui teknologi.

Meski awalnya terdapat tantangan dalam pengimplementasiannya, namun setelah berjalan beberapa waktu hal tersebut justru menjadi kebanggan bagi perusahaan.

“Kami menggandeng berbagai industri lain dari UMKM hingga industri skala besar yang dapat mendukung sustainability dari proses hilirisasi riset yang dilakukan atas alat kesehatan, bahan baku, tanaman herbal yang nantinya akan menjadi produk komersialisasi Phapros. Tentu, semua ini membutuhkan inovasi teknologi,” ujar Zahmilia dalam acara talkshow secara daring bertajuk Inovasi Sektor Farmasi dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional dengan Ruang Saham, Jumat (20/10/2023).

Baca : Industri Farmasi Didorong Kembangkan Sektor Hulu

Dalam menjalankan bisnisnya, menurut dia, Phapros turut memberikan kontribusi bagi pembangunan Indonesia. Menurut Zahmilia, kunci untuk berinovasi adalah kerjasama lintas sektoral diantaranya dengan lembaga penelitian dan universitas.

“Kami punya beberapa kerjasama strategis dengan kampus-kampus ternama di Indonesia seperti Universitas Hasanuddin, Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada. Untuk UGM sendiri, kerjasama yang telah terjalin misalnya untuk hilirisasi alat kesehatan, Salah satunya alat untuk membantu mengeluarkan cairan dari kepala anak-anak penderita hidrosefalus, bernama Inashunt,” tutur Zahmilia.

“Sudah banyak antrian hilirisasi riset yang ditawarkan kepada Phapros. Bagi kami, kerjasama lintas sektoral ini harus industri lain juga sehingga kita bisa membentuk ekosistem yang lebih kuat dan sehat,” imbuh dia.

Baca : https://kemenperin.go.id/artikel/22478/Industri-Farmasi-dan-Alat-Kesehatan-Dipacu-Terapkan-Industri-4.0—

Sebagai bagian dari perusahaan milik negara, inovasi yang dilakukan harus tetap berbasis pada kepentingan nasional. Kebijakan regulasi pemerintah Indonesia yang mengharuskan sektor industri khususnya farmasi menggunakan unsur Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk mengurangi ketergantungan impor sudah juga dilakukan oleh Phapros.

“Seperti kita ketahui, 90 persen bahan baku farmasi masih impor dari China, India, Eropa dan Amerika karena di Indonesia sendiri belum banyak produsen bahan baku obat. Karena itu kami mencoba menggunakan bahan baku lokal untuk produk-produk tertentu. Bahkan, untuk bahan kemas produk Phapros sudah lebih dari 80 persen menggunakan material lokal,” jelas Zahmilia.

Phapros pun juga mendukung program pemerintah terkait komitmen global mengurangi emisi gas karbon dengan mengubah pola bisnisnya menjadi green manufacturing. Melalui inovasi teknologi, pihak perusahaan juga memulai dari proses produksi sampai produk jadi.

Baca : https://www.phapros.co.id/

“Industri farmasi sama seperti industri lainnya, bisa memberikan limbah kepada masyarakat baik asap maupun buangan kimia. Kami sejak delapan tahun yang lalu sudah melakukan beberapa program terkait sustainability, dari sisi energi terbarukan sejak 2019 Phapros telah menggunakan solar panel untuk sumber energi. Kami juga menggunakan Compressed Natural Gas (CNG) untuk menggantikan bahan bakar minyak yang selama ini digunakan. Di bidang CSR, kami juga menggalakkan program penghijauan seperti di Semarang, di mana kita ada gerakan menanam mangrove di beberapa titik yang berpotensi banjir dan abrasi,” jelas Zahmilia. (alb)

Exit mobile version